Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Susur Gua Sungai Ketaping dan Batu Nyedeng

10 Maret 2020   16:39 Diperbarui: 11 Maret 2020   00:48 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lorong gua sungai ketaping.

Antara takut dan geli, maka saya memutuskan untuk mencabut gigitan lintah yang sudah gendut dari pangkal kaki saya. Darah segar mengucur usai si lintah dipaksa menuntaskan hisapannya. 

Tidak hanya satu atau dua gigitan, sore ini setidaknya ada empat luka gigitan pacet. Inilah salah satu risiko menyusuri aliran sungai yang berhulu di gua. Hari ini kami menyusuri Gua Sungai Ketaping dan Batu Nyedeng di Bukit Bulan Jambi.

Gua Sungai Ketaping, demikian nama gua yang memiliki resurgrance atau sungai yang keluar dari gua. Nama sungai ketaping, kemungkinan secara topinimi berasal dari sungai dan pohon ketaping/ketapang  (Terminalia catappa) yang banyak di sepanjang sungai. 

Hari ini saya bersama tim yang dipandu penduduk lokal hendak menyusuri gua yang memuntahkan air jernih yang bertemu di aliran Sungai Ketari Kecil.

Bukan hal yang susah sebenarnya untuk menemukan gua ini. Cukup menyusuri sungai Ketari Kecil sampai hulu. Namun, yang menjadi kengerian adalah sepanjang sungai tersebut adalah habitat lintah penghisap darah. Dengan mengenakan sepatu boot dan pakaian lengan panjang, berharap tidak ada celah bagi si lintah untuk menggapai kulit tubuh kami.

Perjalanan menuju Gua Sungai Ketaping dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalan dari Desa Napal Melintang. Benar saja sepanjang perjalanan akan melewati sungai dan lintah tidak hanya ada di darat, namun juga di daun dan ranting-ranting pohon. 

Ahasil seekor lintah sudah kenyang mengisap darah saya tepat di dagu samping tali pengikat helm.

Mulut Gua Sungai Ketaping cukup sempit. Untuk masuk harus memiringkan badan dan kepala mepet di dinding gua. Di dalam gua terdapat aliran sungai kecil dengan batu-batu kerikil yang telah membulat. Sebuah lorong di sisi kiri gua dengan zona gelap total menarik untuk dijelajahi.

Di dalam lorong gua tersebut, saya merasakan hawa yang sejuk, sepertinya ada aliran udah khas mikroklimat di dalam gua. Di beberapa dinding nampah burung seriti membangun sarang, ada beberapa yang mengerami, dan ada beberapa yang sedang meninggalkan sarang dan telurnya. 

Beberapa kelelawar juga hilir mudik melintasi tubuh kami tanpa pernah menyenggol ataupun menabrak. Chirikhas penghuni gua dalam bernavigasi.

Chamber gua sungai ketaping.
Chamber gua sungai ketaping.
Di dalam gua ini juga terdapat chamber atau ruangan berukuran besar dengan stalagtit dan stalagmit yang yang menghiasinnya, selebihnya sudah menjadi pilar. Di dalam gua kami hanya sesaat saja, setelah makan siang kami segera beranjak menuju Gua Batu Nyedeng.

Lorong vertikal gua batu nyedeng.
Lorong vertikal gua batu nyedeng.
Gua Batu Nyedeng, demikian penduduk lokal memberi nama gua ini yang artinya gua batu miring/NyeDeng. Benar saja, sangat miring. Jangankan batunya, jalan menuju kesana juga benar-benar miring. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun