Mohon tunggu...
J Wicaksono
J Wicaksono Mohon Tunggu... Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Saya suka menulis dan membaca berbagai artikel

Selanjutnya

Tutup

Bola

Selamat Coach Nova, Tetapi Saya Mohon Maaf Atas Tulisan Ini (Analisis Pertandingan Indonesia U17 vs Yaman U17)

8 April 2025   01:00 Diperbarui: 8 April 2025   01:20 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Elegan Gholy, Tidak Kalah Dengan Seniornya - Merselino (PSSI)

Setelah tahun 2023 Indonesia U17 tampil di Piala Dunia U17. Malam ini Coach Nova Arianto kembali membawa Indonesia U17 ke turnamen itu (Piala Dunia U17) setelah menghempaskan salah satu tim terbaik di Jazirah Arab, Yaman U17. Berbeda dengan tahun 2023 dimana kita sebagai tuan rumah, kali ini Timnas U17 melalui perjalanan panjang kualifikasi untuk meraih tiket. Atas capaian ini, saya mengucapkan selamat dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh staf dan pemain.

Meski demikian, setelah babak I yang sangat baik, sepanjang babak II, sebelum datang gol pinalti yang dilesakkan dengan sangat elegan oleh Evandra, semua kita menyaksikan pertandingan dengan ketegangan tinggi akibat ritme pola serangan Timnas yang berubah setelah 2 penyerang sayap yang begitu dinamis bergerak membuka ruang dan kebetulan keduanya berbagi gol masing-masing 1 diganti oleh Coach Nova (Goly dan Alberto). Rafi dan Fandi Ahmad tidak bermain buruk, Fandi kerap melakukan gocekan yang merepotkan lini belakang Yaman U17 sementara Rafi penyebab datangnya sepakan pinalti bagi Indonesia.

Lebih ringkas, berikut saya berikan ulasannya. Namun sebelum diteruskan, mohon kita semua sadari, apapun yang tertuang semata demi Garuda Muda lebih baik di pertandingan-pertandingan berikutnya.

Babak I

Tampil dengan pola permainan serupa dengan saat menghadapi Korea U17, Garuda Muda membuat Yaman U17 yang bertekad kuat memenangkan pertandingan harus bekerja keras membuka ruang. Meski penguasaan bola unggul dan upaya tembakkan ke arah gawang lebih banyak, berkat 4 pemain berdiri didepan 5 pemain sejajar saat bertahan di garis pertahanan dalam, bola yang dilepaskan Yaman U17 secara umum tidak ada yang memiliki kadar bahaya bagi Dafa yang mengawal gawang Garuda Muda.

Menit ke-15 petaka hadir untuk Yaman U17. Seperti penulis sampaikan pada tulisan sebelumnya, Zahaby Gholy yang menurut penulis adalah pemain yang tampil sangat baik di lini serang Garuda Muda saat menghadapi Korea U17 menunjukkan kelasnya. Tendangan keras terukurnya dari luar kotak pinalti menghujam ke sisi kanan atas gawang Yaman U17. Meski Wessam Al Asbahi (Kiper Yaman U17) sempat berupaya menepis, namun derasnya bola membuat upayanya sia-sia. 1-0 untuk Indonesia.

Alberto di menit 25 yang lolos dari jebakan offside memperbesar keunggulan Garuda Muda setelah tandukkan-nya kembali menggetarkan gawang Wessam, memanfaatkan umpan dari Gholy. 2-0 untuk Garuda Muda. Setelah 47 menit, pertandingan Babak I berakhir, dengan keunggulan sementara Indonesia U17.

Babak II

Di awal babak ini, terjadi pergantian pemain yang membuat penulis menarik nafas tegang, karena 2 penyerang Garuda Muda, secara bersamaan diganti oleh Coach Nova. Bagi kita yang sepanjang usia berkecimpung di dunia sepakbola, mungkin istilah jangan pernah mengganti Tim Pemenang adalah hal lumrah. Sebagai mantan pemain (meski level daerah), penulis takut pergantian ini akan membuat ritme serangan akan berubah.

Pada umumnya, sektor penyerangan (ketika berada dalam posisi unggul), pelatih tidak akan langsung melakukan perubahan drastis di awal Babak II, karena ketika peluit dibunyikan, maka permainan mulai dari awal kembali. Sementara para pemain biasanya sudah mampu membaca pola permainan lawan setelah 45 menit sebelumnya menghadapi mereka.

Jujur, gol akibat pinalti oleh Yaman U17 dan sepanjang awal babak kedua hingga menit ke 86, penulis melihat upaya keras para pemain bertahan mentah ketika bola di dorong ke depan. Salah satu penyebab karena kedua penyerang yang masuk di babak ini perlu adaptasi dan menyesuaikan diri, baik terhadap pola permainan sendiri, maupun pola bertahan pemain lawan.

Kondisi ini dimaksimalkan pelatih Yaman U17 yang harus diakui melakukan pergantian pemain dengan efektif. Beruntung, Rafi Rasyiq di menit 86 dilanggar oleh Wessam Al Asbahi atas kesalahan umpan Ahmed Abdo Aljledy yang bermaksud melakukan back-pass. Berbeda dengan pertandingan pertama, Evandra kali ini menceploskan bola dengan sangan baik dan penuh determinasi. 3-1

Pertahanan Yaman U17 menjadi goyah akibat gol Evandra. Dan hasilnya, Josh Holong Jr, memberikan umpan diagonal mendatar yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Evandra hanya 2 menit berselang setelah gol ketiga Garuda Muda. Akhirnya skor 4-1 berhasil dipertahankan dan Garuda Muda menempatkan kedua kaki kembali ke Putaran Final Piala Dunia U17 yang akan diselenggarakan di Qatar.

Jangan Lupa Tanggal 11 April Dini Hari (IG Timnas)
Jangan Lupa Tanggal 11 April Dini Hari (IG Timnas)

Masukkan Penulis

1. Hingga naskah ini disampaikan, penulis terus bertanya dalam diri, kenapa The Winning Team diubah pada awal babak kedua? Jawaban logis dan satu-satunya masuk akal bagi penulis adalah, keduanya (Gholy dan Alberto) cidera.

2. Di sepanjang Babak I, Mierza (penyerang utama) kerap melakukan pergerakkan yang membuat pemain lain sulit mengumpan karena dia berlari kebelakang garis pertahanan Yaman U17 sehingga posisinya menjadi offside.

3. Tim kepelatihan harus lebih pro aktif melihat kondisi pemain. Daniel Alfrido dan Fabio Azkairawan, sejak tercipta gol ketiga sudah nampak kehabisan tenaga (terutama Fabio). Meski kedalaman skuad adalah penting, menjaga agar para pemain tetap sehat dan pulang ke tanah air dengan selamat tanpa kurang satu apa pun adalah hal yang paling utama. Mohon jangan ragu untuk melakukan rotasi, percayalah bahwa para pemain di bangku cadangan, semuanya siap berjibaku seperti rekan di lapangan.

4. Apa yang ditunjukkan Matew Ryan Sitorus Baker, dengan umpan jauh terukur adalah hal yang bukan gaya dan pola kepelatihan Coach Nova yang banyak terinspirasi permainan kaki ke kaki ala STY. Namun Coach Nova melihat potensi Baker ini, memberi keluasaan pemain muda ini melakukannya. Salut pada Coach Nova untuk hal ini.

5. Jika dibandingkan Timnas U20 yang baru gagal di kelompok umurnya, tim ini memiliki teknik permainan yang tidak kalah. Bahkan keeping bolanya lebih baik. Sangat jarang kita lihat ketika mereka menerima umpan jauh, bola lepas dari penguasaan dan kontrol. Untuk yang satu ini Hormat sebesarnya pada Coach Nova dan tim.

Terakhir. Apapun, selamat kepada Coach Nova. Hormat dan bangga kepada para Garuda Muda.

Kita Garuda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun