Jujur, gol akibat pinalti oleh Yaman U17 dan sepanjang awal babak kedua hingga menit ke 86, penulis melihat upaya keras para pemain bertahan mentah ketika bola di dorong ke depan. Salah satu penyebab karena kedua penyerang yang masuk di babak ini perlu adaptasi dan menyesuaikan diri, baik terhadap pola permainan sendiri, maupun pola bertahan pemain lawan.
Kondisi ini dimaksimalkan pelatih Yaman U17 yang harus diakui melakukan pergantian pemain dengan efektif. Beruntung, Rafi Rasyiq di menit 86 dilanggar oleh Wessam Al Asbahi atas kesalahan umpan Ahmed Abdo Aljledy yang bermaksud melakukan back-pass. Berbeda dengan pertandingan pertama, Evandra kali ini menceploskan bola dengan sangan baik dan penuh determinasi. 3-1
Pertahanan Yaman U17 menjadi goyah akibat gol Evandra. Dan hasilnya, Josh Holong Jr, memberikan umpan diagonal mendatar yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Evandra hanya 2 menit berselang setelah gol ketiga Garuda Muda. Akhirnya skor 4-1 berhasil dipertahankan dan Garuda Muda menempatkan kedua kaki kembali ke Putaran Final Piala Dunia U17 yang akan diselenggarakan di Qatar.
Masukkan Penulis
1. Hingga naskah ini disampaikan, penulis terus bertanya dalam diri, kenapa The Winning Team diubah pada awal babak kedua? Jawaban logis dan satu-satunya masuk akal bagi penulis adalah, keduanya (Gholy dan Alberto) cidera.
2. Di sepanjang Babak I, Mierza (penyerang utama) kerap melakukan pergerakkan yang membuat pemain lain sulit mengumpan karena dia berlari kebelakang garis pertahanan Yaman U17 sehingga posisinya menjadi offside.
3. Tim kepelatihan harus lebih pro aktif melihat kondisi pemain. Daniel Alfrido dan Fabio Azkairawan, sejak tercipta gol ketiga sudah nampak kehabisan tenaga (terutama Fabio). Meski kedalaman skuad adalah penting, menjaga agar para pemain tetap sehat dan pulang ke tanah air dengan selamat tanpa kurang satu apa pun adalah hal yang paling utama. Mohon jangan ragu untuk melakukan rotasi, percayalah bahwa para pemain di bangku cadangan, semuanya siap berjibaku seperti rekan di lapangan.
4. Apa yang ditunjukkan Matew Ryan Sitorus Baker, dengan umpan jauh terukur adalah hal yang bukan gaya dan pola kepelatihan Coach Nova yang banyak terinspirasi permainan kaki ke kaki ala STY. Namun Coach Nova melihat potensi Baker ini, memberi keluasaan pemain muda ini melakukannya. Salut pada Coach Nova untuk hal ini.
5. Jika dibandingkan Timnas U20 yang baru gagal di kelompok umurnya, tim ini memiliki teknik permainan yang tidak kalah. Bahkan keeping bolanya lebih baik. Sangat jarang kita lihat ketika mereka menerima umpan jauh, bola lepas dari penguasaan dan kontrol. Untuk yang satu ini Hormat sebesarnya pada Coach Nova dan tim.
Terakhir. Apapun, selamat kepada Coach Nova. Hormat dan bangga kepada para Garuda Muda.