Setelah tahun 2023 Indonesia U17 tampil di Piala Dunia U17. Malam ini Coach Nova Arianto kembali membawa Indonesia U17 ke turnamen itu (Piala Dunia U17) setelah menghempaskan salah satu tim terbaik di Jazirah Arab, Yaman U17. Berbeda dengan tahun 2023 dimana kita sebagai tuan rumah, kali ini Timnas U17 melalui perjalanan panjang kualifikasi untuk meraih tiket. Atas capaian ini, saya mengucapkan selamat dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh staf dan pemain.
Meski demikian, setelah babak I yang sangat baik, sepanjang babak II, sebelum datang gol pinalti yang dilesakkan dengan sangat elegan oleh Evandra, semua kita menyaksikan pertandingan dengan ketegangan tinggi akibat ritme pola serangan Timnas yang berubah setelah 2 penyerang sayap yang begitu dinamis bergerak membuka ruang dan kebetulan keduanya berbagi gol masing-masing 1 diganti oleh Coach Nova (Goly dan Alberto). Rafi dan Fandi Ahmad tidak bermain buruk, Fandi kerap melakukan gocekan yang merepotkan lini belakang Yaman U17 sementara Rafi penyebab datangnya sepakan pinalti bagi Indonesia.
Lebih ringkas, berikut saya berikan ulasannya. Namun sebelum diteruskan, mohon kita semua sadari, apapun yang tertuang semata demi Garuda Muda lebih baik di pertandingan-pertandingan berikutnya.
Babak I
Tampil dengan pola permainan serupa dengan saat menghadapi Korea U17, Garuda Muda membuat Yaman U17 yang bertekad kuat memenangkan pertandingan harus bekerja keras membuka ruang. Meski penguasaan bola unggul dan upaya tembakkan ke arah gawang lebih banyak, berkat 4 pemain berdiri didepan 5 pemain sejajar saat bertahan di garis pertahanan dalam, bola yang dilepaskan Yaman U17 secara umum tidak ada yang memiliki kadar bahaya bagi Dafa yang mengawal gawang Garuda Muda.
Menit ke-15 petaka hadir untuk Yaman U17. Seperti penulis sampaikan pada tulisan sebelumnya, Zahaby Gholy yang menurut penulis adalah pemain yang tampil sangat baik di lini serang Garuda Muda saat menghadapi Korea U17 menunjukkan kelasnya. Tendangan keras terukurnya dari luar kotak pinalti menghujam ke sisi kanan atas gawang Yaman U17. Meski Wessam Al Asbahi (Kiper Yaman U17) sempat berupaya menepis, namun derasnya bola membuat upayanya sia-sia. 1-0 untuk Indonesia.
Alberto di menit 25 yang lolos dari jebakan offside memperbesar keunggulan Garuda Muda setelah tandukkan-nya kembali menggetarkan gawang Wessam, memanfaatkan umpan dari Gholy. 2-0 untuk Garuda Muda. Setelah 47 menit, pertandingan Babak I berakhir, dengan keunggulan sementara Indonesia U17.
Babak II
Di awal babak ini, terjadi pergantian pemain yang membuat penulis menarik nafas tegang, karena 2 penyerang Garuda Muda, secara bersamaan diganti oleh Coach Nova. Bagi kita yang sepanjang usia berkecimpung di dunia sepakbola, mungkin istilah jangan pernah mengganti Tim Pemenang adalah hal lumrah. Sebagai mantan pemain (meski level daerah), penulis takut pergantian ini akan membuat ritme serangan akan berubah.
Pada umumnya, sektor penyerangan (ketika berada dalam posisi unggul), pelatih tidak akan langsung melakukan perubahan drastis di awal Babak II, karena ketika peluit dibunyikan, maka permainan mulai dari awal kembali. Sementara para pemain biasanya sudah mampu membaca pola permainan lawan setelah 45 menit sebelumnya menghadapi mereka.