Mohon tunggu...
dharma simatupang
dharma simatupang Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika SMK N 2 Pematangsiantar

^^Anugrah Ilahi membuat ku membumi^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Museum Simalungun Riwayatmu Kini: Janganlah Mati Suri

11 Oktober 2021   14:55 Diperbarui: 11 Oktober 2021   15:04 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Simalungun/dokpri

Rendahnya Minat Masyarakat untuk Mengunjungi Museum 

Museum Simalungun Kota Pematangsiantar terletak di Jl. Jendral Sudirman Nomor 20,Kelurahan Proklamasi, Kecamatan  Siantar Barat, Kota Pematangsiantar. Museum berupa rumah bolon berukuran 10 x 12 meter yang menjadi titik budaya Simalungun terangkum apik. Dengan 975 koleksi tentang seluk beluk budaya Simalungun tersaji di sini. 

Melansir dari data yang dimiliki Dinas Kebudayaan  Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Museum Simalungun berdiri sebagai keputusan 7 raja Simalungun,  kepala distrik, tungkat, tokoh masyarakat dan pemerintah dalam sebuah pertemuan harungguan yang diadakan pada tanggal 14 Januari 1937. Museum kemudian di bangun pada tanggal 10 April 1939 dengan tambahan bantuan dari pemerintah kolonial Belanda sebesar 1600 gulden. 

Museum Simalungun memberi kesan wisata edukasi yang ringkas.  Lokasinya tidak terlalu luas, membuat pengunjung tak perlu berlama-lama dan bersusah payah mengunjungi galeri per galeri di museum. 

Adapun koleksi milik Museum Simalungun meliputi berbagai dimensi kehidupan masyarakat dahulu kala. Mulai dari pakaian adat, etnografika (peralatan rumah tangga), koleksi keramik, koleksi numetika (uang kuno) , naskah kuno tentang tradisi lokal, arkeologi serta kerajinan kayu berbagi bentuk. 

Mayoritas koleksi Museum Simalungun adalah benda pusaka yang di simpan para raja terdahulu dan beberapa sumbangan dari tokoh masyarakat adat pada saat itu. Dan pengelolaannya kini berada di bawah Yayasan Museum Simalungun. 

Bagi kamu yang ingin mengunjungi Museum Simalungun, waktu di buka setiap hari Senin-Sabtu Pukul 08.00 WIB - 12.00 dan 14.00 WIB - 17.00 WIB.  Kemudian museum di tutup pada hari Minggu.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah : "Antusiaskah masyarakat untuk berkunjung ke sana " ? 

" Apakah Museum Simalungun ini menjadi destinasi rekreasi masyarakat Pematangsiantar dan sekitarnya " ?

Saat ini terutama pelajar memiliki minat yang sangat rendah untuk mengunjungi museum. Tidak bisa dipungkiri, mereka cenderung memilih mall atau tempat nongkrong kekinian lainnya, untuk sekedar menghabiskan waktu luang. Selain itu, minat mereka terhadap sejarah juga telah menurun. Sebenarnya pemerintah kota, sejak 2018 lalu terus berupaya mendorong minat generasi muda untuk berkunjung ke museum. Namun kenyataan berbanding terbalik dengan harapan. 

Dewasa ini sangat jarang kegiatan diselenggarakan berlabel mengunjungi museum atau tempat bersejarah dari sekolah. Anak-anak TK atau Sekolah Dasar  jarang diajak bernostalgia pihak sekolah atau juga dari keluarga tentang situasi sejarah di masa lampau.

Padahal kegiatan tersebut dapat meningkatkan jiwa nasionalisme. Dengan beragam koleksi yang dimiliki, museum dapat membangkitkan rasa optimisme, kepercayaan diri dan kepribadian bangsa.  Dengan mengetahui sejarah, maka generasi muda memiliki semangat juang yang tinggi untuk dapat bersaing di dunia global. 

Museum Harus Lakukan Penyegaran Agar Makin Menarik 

Untuk meningkatkan daya tarik museum di tengah masyarakat, terutama untuk generasi muda, museum dituntut terus melakukan penyegaran program dan pembenahan desain dan fasilitas lainnya sebagai penunjang kenyamanan dan kemudahan bagi pelajar ataupun mahasiswa saat hendak melakukan penelitian.   

Dengan daya tarik yang kian meningkat, museum sebagai pendukung sarana pendidikan juga rekreasi akan semakin dibutuhkan. Karena museum menawarkan pengalaman berbeda. 

Museum yang tidak membosankan dan sudah selayaknya museum memiliki banyak spot menarik yang bisa dimamfaatkan pengunjung untuk berfoto ria. 

Pemerintah kota mungkin bisa sedikit memodifikasi tampilan museum bersejarah ini yang sesuai dengan keinginan remaja masa kini tanpa mengurangi hakikat sebenarnya dari sebuah museum. Contohnya, menggunakan sistem virtual tour   yang menjadikannya lebih modern.   

Selama pemerintah kota tidak membuat gebrakan baru seperti yang dilakukan oleh museum modern, maka museum memang hanya tinggal sejarah yang gagal mempromosikan situs sejarah. RIP Museum .   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun