Sejumlah fasilitas yang dikunjungi yaitu Ruang CEWS (Climate Early Warning System), Galeri Baik yang menyajikan informasi seputar atmosfer, iklim dan kualitas udara, Ruang Simulator Gempa Bumi, Ruang Sistem INATEWS dan Ruang Sistem Peringatan Dini Cuaca Perubahan Iklim.
Pada hari kedua pembekalan bertempat di Gedung BRIN Gatot Subroto, menghadirkan narasumber Kepala Pusat Riset Geoinformatika, BRIN Prof. Dr. Muhammad Rokhis Kommaruddin, Â Indonesia Deputy Country Director dan Senior Scientist, CIFOR-ICRAF Prof. Dr. Herry Purnomo, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Kemenhut Dr. R. Agus Budi Santoso, S. Hut., M.T.
Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika, BRIN Dr. Budi Prawara mengatakan pihaknya terus mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi penginderaan jauh untuk pelestarian hutan dan penanggulangan bencana.
“Penginderaan jauh adalah ilmu pengetahuan dan seni dalam memperoleh informasi tentang suatu objek, wilayah atau fenomena di permukaan bumi. Prosesnya dilakukan melalui analisis data yang diterima oleh suatu alat yang tidak bersentuhan langsung dengan objek, wilayah atau fenomena yang diamati, “ jelasnya.
Saya bersyukur bisa memperoleh manfaat yang luarbiasa dengan mengikuti pembekalan ilmiah yang melibatkan sejumlah lembaga terkemuka, seperti Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan CIFOR-ICRAF.
Selain mendapat ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baru, saya juga berkesempatan membangun jaringan dan menjalin silaturahim dengan para peserta yang berasal dari berbagai daerah dan agama yang berbeda. Terima kasih Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia. [dwh]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI