Mohon tunggu...
Dhany Aprianto
Dhany Aprianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta Tahun 2021

Sebagai seorang mahasiwa yang menuntut ilmu, mencari ilmu sebanyak-banyaknya merupakan sebuah keharusan demi mendukung kelancaran perkuliahan yaitu bisa dengan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Festival Kuliner Indonesia

17 Mei 2024   02:26 Diperbarui: 4 Juni 2024   13:57 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diplomasi merupakan suatu cara yang dilakukan oleh negara-negara dengan tujuan yaitu mencapai kepentingan nasionalnya. Diplomasi adalah urusan negara dalam berhubungan dengan negara lain. Lebih luas dari itu, diplomasi bisa juga diartikan sebagai usaha untuk mempengaruhi pihak lain, biasanya negara atau organisasi internasional, melalui cara-cara damai seperti dialog dan negosiasi. Diplomasi bisa dilakukan oleh perorangan yang disebut diplomat. Para diplomat ini biasanya ditugaskan di kedutaan besar atau kantor konsulat untuk mewakili kepentingan negaranya. Diplomasi bukan hanya terbatas pada hubungan antar negara, tetapi juga dapat melibatkan organisasi internasional, perusahaan multinasional, dan berbagai aktor non-negara lainnya. Praktik diplomasi sering kali memerlukan keterampilan komunikasi yang baik, pengetahuan tentang hukum internasional, pemahaman tentang budaya asing, serta kemampuan untuk berpikir strategis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.

Adanya perkembangan ilmu hubungan internasional terutama pada tahun 1980-an dan 1990-an yang kemudian muncul perspektif kritis seperti konstruktivisme, feminisme, teori kritis, dan lain-lain kemudian membuka isu-isu baru dalam ilmu hubungan internasional yang pada awalnya kekuatan negara hanya berfokus pada hard power saja bertambah menjadi hard power dan soft power. Munculnya pandangan baru juga mengubah bagaimana diplomasi dilakukan. Diplomasi lama berfokus pada hard power dan kemudian muncul diplomasi modern yaitu diplomasi publik.

Secara lebih luas, diplomasi publik adalah strategi diplomasi yang melibatkan interaksi langsung antara pemerintah suatu negara dengan masyarakat sipil di negara lain, dengan tujuan membangun pemahaman, mendukung kebijakan luar negeri, dan memperkuat hubungan internasional. Ini melibatkan berbagai kegiatan komunikasi dan budaya, seperti pertukaran pelajar, program kebudayaan, konser, pameran, dan kampanye informasi. Tujuan diplomasi publik adalah untuk menciptakan citra positif tentang negara di mata dunia, mempromosikan kebijakan luar negeri yang dimaksudkan, meningkatkan dukungan untuk nilai-nilai dan kepentingan nasional, serta membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat asing. Melalui diplomasi publik, negara dapat memperluas jaringan, memperkuat diplomasi multilateral, dan mengatasi stereotip dan prasangka negatif.

Dalam diplomasi publik, terdapat berbagai bidang yang menjadi media seperti pendidikan, seni, olahraga, bahkan kuliner. Kuliner menjadi salah satu bidang yang paling mudah karena banyak yang akan meminati dan menikmati kuliner dari berbagai negara. Diplomasi publik menggunakan kuliner biasa disebut sebagai gastrodiplomasi. Gastrodiplomasi termasuk ke dalam diplomasi publik karena memiliki tujuan utama untuk mengkomunikasikan budaya kuliner suatu negara kepada publik asing. Gastrodiplomasi dilakukan dengan memadupadankan diplomasi budaya, diplomasi kuliner, dan esensi "nation branding" untuk membuat budaya asing (budaya makanan, narasi makanan, dan lain-lain) menjadi nyata di negara lain melalui sentuhan dan rasa. Dalam praktiknya, gastrodiplomasi berfokus pada meningkatkan kesadaran dan pemahaman budaya kuliner nasional kepada publik asing melalui berbagai cara, seperti pameran kuliner, media sosial, diaspora, dan lain-lain. Tujuan utama gastrodiplomasi adalah untuk mempromosikan kesadaran dan pemahaman budaya kuliner nasional, serta meningkatkan citra makanan bangsa melalui diplomasi budaya yang kemudian menyoroti dan mempromosikan kesadaran dan pemahaman budaya kuliner nasional kepada publik asing. Dengan demikian, gastrodiplomasi dapat dianggap sebagai bagian dari diplomasi publik yang berfokus pada komunikasi budaya dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap merek nasional bangsa.

Indonesia dengan berbagai keragaman di dalamnya menjadikan diplomasi publik sebagai cara paling efektif untuk meningkatkan citra baik negara. Salah satu upaya yang dilakukan melalui diplomasi publik adalah festival kuliner, tepatnya di Melbourne, Australia. Indonesia dikenal sebagai negara dengan kuliner yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya suku yang mana memiliki kebudayaan yang berbeda beda. Hampir di setiap daerah memiliki makanan atau kuliner khasnya masing-masing, sehingga terlalu banyak kuliner untuk dihitung. Bahkan beberapa kuliner Indonesia sudah mulai mendunia seperti rendang, nasi goreng, tempe, rawon, pecel, gado-gado, dan masih banyak lagi. Ditambah dengan semakin mudahnya penyebaran informasi melalui media sosial sehingga reputasi kuliner Indonesia semakin meningkat. Dari kuliner yang mendunia, memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat internasional mengenai Negara Indonesia itu sendiri. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat internasional mengenai Indonesia, secara tidak langsung juga meningkatkan citra baik Indonesia di mata dunia internasional.

Festival kuliner yang dilaksanakan di Melbourne bertajuk “From Bali to Jakarta” dilaksanakan oleh Indonesia Culinary Assosiation of Victoria (ICAV) yang bekerja sama dengan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Melbourne. Festival ini merupakan yang pertama dilakukan dalam kegiatan Indonesian Street Food Festival (ISSF) 2024yang juga merupakan bagian dari Melbourne Food and Wine Festival (MFWF) 2024. Festival ini dilaksanakan pada tanggal 16-17 Maret 2024 yang bertepatan dengan Queen Victoria Market pada Bulan Ramadhan. Festival ini menjadi wadah bagi para warga negara Indonesia di Melbourne dan sekitarnya untuk memperkenalkan dan mempromosikan kuliner serta Indonesia sendiri. Dalam festival ini terdapat berbagai stand  yang menjual berbagai makanan dari Indonesia seperti martabak, pecel, gado-gado, nasi goreng, dan masih banyak lagi. Dengan keunikan serta kenikmatan kuliner dan makanan Indonesia, banyak warga lokal yang tertarik dengan festival ini dan tidak sedikit yang menyukai festival ini.


Festival ini tidak hanya menghadirkan makanan khas dan street food Indonesia. Pada festival ini, juga diperkenalkan dan dipertunjukkan berbagai macam budaya-budaya Indonesia seperti tari daerah, musik daerahpakaian adat, hingga seni bela diri. Suasana timur juga dihadirkan pada festival ini melalui pakaian adat Papua yang dikenakan oleh pembawa acara, penampilan tari daerah Nusa Tenggara Timur, kemeriahan line dance Maumere yang diikuti oleh para pengunjung.

Festival “From Bali to Jakarta” menjadi wadah bagi masyarakat Indonesia untuk memperkenalkan serta mempromosikan keanekaragaman kuliner Indonesia dan memperkenalkan tradisi atau budaya Indonesia. Dengan semakin luasnya keanekaragaman yang ada di Indonesia memberikan pengaruh baik bagi negara karena dapat menarik wisatawan asing dengan menunjukkan potensi kuliner dan budaya tadi. Namun dampak langsung yang dirasakan oleh warga negara Indonesia di Melbourne terutama yang berpartisi falam festival tersebut adalah menjadi wadah pengembangan UMKM diaspora Indonesia di Melbourne yang sejalan dengan target program Pemerintah Indonesia yakni Indonesia Spice Up the World (ISUTW).

Diplomasi kuliner melalui festival "From Bali to Jakarta" adalah langkah strategis dalam memperkenalkan Indonesia ke dunia. Dengan memanfaatkan kekuatan budaya kuliner, Indonesia mampu membangun citra positif, menarik wisatawan, dan mempererat hubungan internasional. Ke depan, festival ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas, menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi kuliner terkemuka di dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun