Pernyataan Australia yang mengungkit pemberian bantuan kepada Indonesia, terutama berkaitan dengan bantuan tsunami Aceh menyulut protes dari warga Aceh di Indonesia. Mereka memutuskan untuk mengembalikan bantuan Australia dengan berbagaia cara, ada yang mengumpulkan koin, ada pula yang melelang batu giok yang sedang menjadi pembicaraan hangat di negeri ini.
Melihat kejadian tersebut, saya menjadi tahu betapa warga Aceh memahami pentingnya ikhlas dalam beramal. Jika dalam agama seseorang saja dilarang mengungkit pemberian sedekah kepada orang lain, apalagi negara? Bukankah negara didirikan oleh manusia, manusia yang termasuk makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan keberadaan manusia lainnya. Baik buruknya hubungan antar negara tersebut tergantung kebijakan orangnya. Iya kan?
Oleh karena itu saya menggaris bawahi, boleh saja Australia menyatakan hal demikian, namun jangan mengorbankan harga diri orang lain, dalam hal ini masyarakat Aceh yang sangat religius. Misalnya saja menyebut kata ‘kerjasama pendidikan, ekonomi,’ dan sebagainya, dan tidak selayaknya menyebut kata ‘bantuan’ kepada negara di hadapan publik setelah kejadian itu berlalu. Bukankah ini akan menghilangkan kebaikan pada negara tersebut kepada negara tetangga, bak pemberian sedekah dari seseorang kepada orang lain.
Layaknya hubungan antara manusia dan manusia lainnya, hendaknya seorang pemimpin menjaga sikapnya terhadap publik, terutama negara lain dan dunia Internasional. Walaupun tidak disaksikan secara tatap muka secara langsung, namun melalui keberadaan media cetak maupun elektronik yang telah canggih dan dikumpulkan datanya oleh para jurnalis, informasi yang disampaikan oleh pemimpin negara asing bisa cepat diketahui oleh pemirsa di negara kita. Dengan menilai sikap pemimpin tersebut, bisa dipastikan hubungan Indonesia-Australia sedang memanas lagi. Semoga pernyataan yang dibuat oleh Tony Abott tersebut tidak ditiru pada pemimpin negara lain, dan kesalahan yang diperbuat oleh beliau, semoga tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang.