Bagi orang awam, melihat para mahasiswa belajar di luar kampus itu sama saja dengan belajar di 'institusi yang gak jelas'. Namun setelah mengenal dan bertanya pada para mahasiswa bahwa mereka belajar di UT, ya mereka menyadari bahwa mereka belajar di PTN, hanya saja sistemnya terbuka dan jarak jauh. Dosennya memang gak hadir di hadapan mereka, cuma diwakilkan dengan buku, tutorial di internet, dan sebagainya. Jadi gak harus bergantung sama dosen seperti di perkuliahan biasa. Jadi meskipun di luar kampus, entah di rumah, kantor, atau dimanapun mereka bisa belajar dan menyerap materi dari buku, tutorial, bahkan bisa praktek di sekolah maupun perpustakaan dan mencari ilmu di luar rumah!
Memang, UT telah memudahkan untuk kuliah dimanapun meski mempunyai banyak kesibukan, namun sesungguhnya proses belajar di UT itu sulit karena tak ada dosen yang membimbing setiap hari. Mahasiswanya ya, kita sendiri. Kitalah yang dituntut untuk memanajemen waktu dan melatih kedisiplinan, belajar dan mempelajari ilmu dan pelajaran dengan sebaik-baiknya. Kitalah yang harus menanamkan sikap mandiri dalam diri sendiri, karena ada batasan waktu belajar yaitu UJIAN. Jangan bawa SKS (sistem kebut semalam) dalam keseharianmu. Tamamkan dalam diri bahwa belajar ya untuk mencari ilmu, bukan meraih gelar.
Intinya, konsep pelajaran diri di UT itu mirip dengan Universitas yang kita jalani di kehidupan dunia yaitu Universitas Kehidupan. Dimana kita dilatih dengan kesulitan dan penderitaan dalam hidup, dan hidup ini tak selamanya senang dan lurus; pastilah ada pengorbanan untuk meraih kesuksesan. Dalam buku Sepatu Dahlan Iskan, kita semua memang menuntut ilmu di Universitas Kehidupan, yang didalamnya ditempa dengan kesulitan, tantangan, dan air mata yang menetes saat kita berjuang meraih sesuatu. Belajar untuk sabar, ikhlas, dan bekerja keras dalam keseharian.
Dan, jika UT adalah PTN yang keberadaannya diakui oleh pemerintah; Universitas Kehidupan itu nonformal. Ilmu perkuliahan di UT didapat lewat buku dan internet; sedangkan Universitas Kehidupan itu dimana saja. Hanya saja belajar di UT dan Universitas Kehidupan berada di kehidupan dunia dan lingkungan sekitar tanpa dibatasi oleh dinding-dinding kampus. Meraih ilmu dan pelajaran untuk diri sendiri dan dengan usaha sendiri.
Secara mendidik diri, UT dan Universitas Kehidupan itu sama. Hanya saja keberadaan dan pelajaran yang berbeda. Namun tak penting kuliah dimanapun terutama di univeritas bergengsi, asalkan menemukan jati diri dan keilmuan yang sesuai dengan diri kita sudah memenuhi hasrat belajar yang sebenarnya. Karena kita, manusia, adalah makhluk pembelajar. Makhluk yang dimuliakan Tuhan secara istimewa.