Akibatnya, untuk berobat saja setidaknya harus ke kecamatan sebelah, atau ke kota yang jauh.
Begitu pula dengan tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas "mendeteksi" lendir hidung yang diambil dari seseorang, yang itu jumlahnya banyak sekali.
Kepada mereka-mereka itu, sebagaimana halnya dokter, harusnya ditawarkan tugas, mau tidak, bersedia tinggal dan mengabdi di kecamatan yang keadaannya jauh berbeda dengan daerah asal untuk membantu penduduk desa melakukan tes korona?Â
Yah, tergantung dirinya sih, entah alasan keluarga, gaji yang didapat atau enggan meninggalkan kenyamanan yang telah didapatkan di tempat lama.Â
Nah, biar mereka yang terampil tak dianggurkan begitu saja, harusnya kasih motivasi lah, terutama dari provinsi yang bersangkutan.
Jadikan ini sebagai pengabdian, biar bisa bantu penduduk desa agar sepenuhnya bebas dari korona. Mau kan, negeri ini kembali tersenyum?
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!