Jadi penulis itu... sesuatu banget. Gak semua orang bisa melakukannya!
Hmmm, enak ya jadi penulis. Pasti dihargai lebih!
Di zaman sekarang ini, yang piawai merangkaikan kata, memang belum seberapa dibanding keseluruhan penduduk Nusantara. Tapi, kemampuan ini tetap harus disyukuri, bukan?
Nah, itu memang lebih baik 'kan, buat jadi lebih intelek karena menulis itu, menajamkan sistem saraf pusat kita? Atau, dipandang hebat di mata orang lain, yang tentu saja membuat kita bangga!
Namun, pernah gak, apakah kalian bangga jadi penulis, yang sayangnya dianggap sebagai dunia yang cenderung kesepian dibanding dunia hiburan?
Hmmm..... memang ada yang seperti itu. Akan tetapi, cobalah kalian renungkan, sekali lagi.
Apakah berlembar-lembar artikel bahkan mencapai dua atau tiga digit banyaknya, membuat kalian bangga? Atau, justru diliputi hal yang sebaliknya?
Saya pernah merasakan hal yang seperti itu, dan akhirnya tercerahkan setelah saya mendengarkan rekaman siaran radio Smart Happiness, berulang kali. Setidaknya, intisarinya yang dipadukan dengan pengalamanku di dunia kepenulisan, mudah-mudahan bisa berguna!
Okelah, kembali ke topiknya.
Memang, perasaan bangga, harus tetap ada, sebagai sarana yang diciptakan Tuhan untuk mengantarkannya menuju kepercayaan diri dan  kebahagiaan. Sayangnya, perasaan bangga, tidak bisa didapatkan dengan cuma-cuma.
