Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membeli Kebahagiaan Lewat Tulisan? Bisa!

1 Desember 2017   14:28 Diperbarui: 3 Desember 2017   10:05 3454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Superior Wallpapers

Ya, kalau saya mengandalkan penghasilan sekarang ini (itu pun dari lomba blog), sepertinya mustahil untuk bisa meraih sensasi plesiran keliling dunia!

Membeli Bacaan, Mencermati Tulisan dan Hubungannya dengan Kebahagiaan

Nahkalau begitu, bagaimana dengan (membaca) buku dan media cetak lain, dan mencermati tulisan-tulisannya?

Begini, ya. Sebenarnya, kalau dilihat dari wujudnya, buku, koran, majalah, dan sejenisnya, tentu saja merupakan benda. Akan tetapi, pada lembaran-lembarannya, terdapat pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang berwujud tulisan. Jadinya, jika kita membelanjakan uangnya untuk mendapatkan buku bacaan, yasama saja, membeli barang yang bisa berefek bahagia dalam jangka waktu lama, kalau kita mau menyelaminya.

Ya, perasaan seperti inilah yang dirasakan olehku, kala saya membaca buku dan menyelami tulisannya. Dan, bukankah hal ini sudah dijawab secara ilmiah lewat penelitian yang dilakukan para ilmuwan, bahwasannya membaca buku bisa membuat perasaan kita nyaman dan bahagia. Kok bisa?

Sebab, menurut Keith Oatley, PhD, Profesor Psikologi University of Toronto, membaca buku bisa membuat otak kita segar dan menambah pengetahuan. Ditambah lagi, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Constumer Psychology, (membaca) buku bisa meningkatkan pengalaman orang lain, bisa belajar banyak hal, dan mengetahui banyak informasi yang mendorong pembacanya untuk berpikir terbuka dan tenang. Benar 'kan?

Jadi....

Kalau seumpama saya membeli buku traveling seharga  76.000 rupiah, maka buku ini akan senilai dengan biaya perjalananku yang dilalui penulis seharga miliaran rupiah. Dengan kata lain, kalau saya membeli buku dan membaca tulisan-tulisannya, saya bisa merasakan sensasi jalan-jalan yang sama bahagianya dengan penulis, sekaligus "menghemat" uang yang bejibun!

Karena itulah, nggak sia-sia 'kan, kita "membeli kebahagiaan" lewat belanja buku (dan media cetak lainnya)?

Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun