Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menengok Sisi Lain dari "Sekolah Virtual" Kompasiana

4 Oktober 2017   17:43 Diperbarui: 4 Oktober 2017   20:11 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Civil Society. Dialogue for Progress

Bulan ini, "sekolah virtual" Kompasiana telah memasuki usia ke-9. Bermula dari sebuah sanggar ngeblog untuk jurnalis, sekolah tersebut hampir akan ditutup karena sedikit sekali yang menulis kecuali pendirinya, Pepih Nugraha. Kini, Kompasiana telah menjelma jadi "sekolah virtual" terfavorit di Indonesia, yang memungkinkan siapa pun untuk belajar dan menyalurkan hobi menulis.

***

Masih ingatkah dengan artikel saya sebelumnya, "Sekolah Menulis" Itu Bernama Kompasiana?

Dalam artikel ini, saya meninggalkan kesan di sini bahwa Kompasiana ini ibaratnya sebuah sekolah. Ada Admin yang menempatkan dirinya sebagai guru, dan Kompasianer jadi muridnya. Pokoknya, kedua belah pihak sama-sama belajar dan mengajar, apa pun bidangnya yang bertebaran di sini.

Ditambah lagi dengan suasana-suasana di Kompasiana, yang kalau saya umpamakan, ya mirip-miriplah dengan suasana sekolah pada umumnya. Eits, ini baru sebagian, lho!

Kali ini, saya akan mengajak berkeliling, menengok  sisi lain dari "sekolah virtual" yang bernama Kompasiana ini.

COO, "Kepala Sekolah"-nya Kompasiana

Ooo... saya hampir lupa. Di sebuah perusahaan, biasanya ada COO (Chief Operating Officer). Orang inilah yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada keberlangsungan perusahaan yang dikepalai olehnya.

Nah, COO inilah yang orang-orang dipanggil dengan "julukan" berbeda; ada yang menyebutnya bos, pimpinan, kemudi, atau nahkoda. Kalau saya sih, karena Kompasiana ini sebuah "sekolah virtual", makanya (saya lebih suka) disebut sebagai "kepala sekolah".

Lalu, siapa "kepala sekolah" Kompasiana sekarang ini? Dialah Iskandar Zulkarnaen atau biasa disapa dengan mas Isjet, yang resmi ditunjuk, mengemban amanah untuk menjabat di posisi ini, terhitung sejak Januari 2017. Nggak sampai setahun memang, tapi mudah-mudahan ke depan, di bawah manajemennya, sekolah ini semakin lebih maju.

Kalau begitu, kemana sih sebenarnya pendiri dan kepala sekolah Kompasiana yang dulu, kang Pepih? Keluar dari yayasan, terus membangun dan mengurus "sekolah virtualnya" sendiri!

Visi dan Misi "Sekolah Virtual" Kompasiana

Kalau di sebuah sekolah (biasanya) punya moto, Kompasiana yang notabene "sekolah virtual" juga punya slogan. Walaupun kata-katanya berbeda, tapi tetap saja punya kesamaan; sama-sama "menyemangati" untuk mencapai tujuan.

Dan, itu benar. Sewaktu kang Pepih masih ada di sini dan menjadi kepala sekolah, slogan lama "Sharing, Connecting" yang menjadi visinya, benar-benar menjadi ruh dan efeknya (kalau meminjam istilah-nya Syahrini), cetarrrr membahana!

Mulai dari aksi sosial yang berdampak luas, munculnya komunitas, sampai ujung-ujungnya, dua murid Kompasiana berjodoh dan akhirnya menikah! (Kok, tiba-tiba jadi teringat pernikahan dua teman SMP-ku, ya?)

Melihat dampak yang sedemikian luas ini, maka ketika Mas Isjet mulai menggantikan pendirinya sebagai kepala sekolah, dia mulai "berani" mengubah citra sekolah Kompasiana. Tanpa mengenyahkan menu-menu dan kultur warisan lama, dia mulai menggunakan identitas, logo dan moto baru "sekolah virtual" ini, menggambarkan keniscayaan zaman yang terus melaju.

"Beyond Blogging", inilah visi, ruh dan moto sekolah kita tercinta, Kompasiana!

Sejauh ini, di bulan kesepuluh, indikator dari pengejawantahan slogan ini sedikit demi sedikit mulai terlihat. Ada KCA, sistem poin, dan masih banyak lagi "program" yang entah namanya apa, tergantung keputusan rapat mingguan kepsek, guru-guru (Admin) dan karyawan K di lantai setengah lusin. Ya, semoga saja terwujud dan sekolah kami akan semakin lebih baik dan terdepan!

Fasilitas-fasilitas yang Terdapat di Sekolah Kompasiana

Berbicara tentang fasilitas, semua sekolah-sekolah di dunia ini pasti ada fasilitas. Tak terkecuali, ya "sekolah virtual" Kompasiana ini. Sebagai murid di sini, saya merasakan fasilitas yang ada di sekolah Kompasiana ini sangat lengkap, walaupun ada fasilitas yang bertambah, juga dikurangi.

Bahkan, kabar baiknya, Kompasiana sudah dilengkapi dengan notifikasi, yang memberitahukan apa yang terjadi pada profil kalian, "timbal balik" dari aktivitas di sini. Disimbolkan dengan lonceng, yang kalau saya ingat-ingat sih, jadi teringat sama lonceng sekolah sewaktu SD dulu.

Tapi, karena kami menempati "gedung laman" yang  baru beberapa bulan direnovasi lagi, pastinya ada fasilitas yang belum bisa berfungsi dengan baik.

Pernah saya mencoret kata dengan fasilitas "Strikethrough" pada dashboard yang sama sekali tidak "mengubah" tampilan kata saat ditayangkan; sama saja berujung sia-sia. Padahal, ini penting banget, kalau ada yang salah atau ada kalimat yang tak penting bisa dicoret tanpa mengubah isinya. Beres.

Duuh, di dashboard blogger lain bisa berfungsi, masa' di Kompasiana tidak? Ayo min, tolong diperbaiki!

Ada notifikasi artikel terbaru yang sampai saat ini tidak aktif, tak seperti pada awal tahun di mana notifikasi tersebut masih berfungsi pada tampilan Kompasiana lama. Ah, sayang sekali. Semoga pengelola "sekolah virtual" ini bisa mengaktifkannya kembali.

Sedangkan fitur Bantuan yang sempat "menyulitkan" gegara informasi keamanan, alhamdulillah masalahnya hilang dan (mudah-mudahan) bisa dipakai, apalagi tombol Laporkan yang berhasil saya manfaatkan.

Hmmm, saya hanya tinggal menunggu laporanku, bagaimana hasilnya nanti. Semoga ada tindakan tegas dari para guru untuk "menindak" muridnya yang membandel.

"Ekstrakurikuler" Komunitas

Di sekolah-sekolah umum ada ekstrakurikuler, di sekolah Kompasiana, ada enggak ya?

Ada! Hanya saja, "ekstrakurikuler" di sini berbentuk komunitas. Ada banyak komunitas yang tersedia di sini, berdasarkan minat dari murid-murid Kompasiana.Tujuannya, yatentu saja untuk menyalurkan dan mendalami minatnya di dunia nyata tentunya, supaya wawasan mereka lebih luas lagi.

Jadi, bagi yang hobi makan, KPK-lah surganya. Yang menggemari Olahraga? Koprol adalah pilihan eksul yang paling tepat. Penghobi travelingdan jalan-jalan bisa melampiaskan passion-nya lewat Koteka, serta pecandu buku-buku dan literasi bisa bergabung di komunitas KutuBuku. Daan, masih banyak lagi komunitas berdasarkan kesukaannya.

Oh ya, selain itu, ada juga komunitas berdasarkan daerahnya. Memang enggak ke minat sih, tapi lebih ke bagaimana para murid bisa berkumpul, terikat dalam satu tempat. Supaya, temu nyata para murid tetap terjaga dan saling mengembangkan diri, dalam satu kesukaan mereka akan menulis.

Hmmm, kalau mengingat zaman dulu, ada ID Kita Kompasiana sama Kampret. Sayang, komunitasnya kini meredup dan enggak eksis lagi. Yaaah....

Reuni Akbar Para Murid Kompasiana: Kompasianival!

Ahhh... reunian Kompasianival tinggal sebentar lagi...

Puluhan tahun ke depannya, sekolah akan mengadakan reuni; kopi darat para alumni yang telah lulus dari sekolah ini. Pada acara tersebut, terlihat para murid yang dulunya imut dan unyu-unyu, sekarang menjelma menjadi manusia dewasa yang tentu saja berbeda jalan hidupnya.  Pastinya, mereka akan bernostalgia, menceritakan apa yang telah mereka jalani selama ini.

Tapi beruntung, kami---para murid-murid "sekolah virtual" Kompasiana di sini tidak perlu menunggu bertahun-tahun untuk bisa merasakannya. Karena, setiap tahun, sekolah Kompasiana pasti akan mengadakannya.

Yup, reuni akbar Kompasianival!  Acara inilah yang mempertemukan kami selaku murid Kompasiana dari berbagai penjuru Tanah Air, bahkan (bisa juga) dari belahan dunia. Bisa bertatap muka, bernolstalgia dan mengobrol secara langsung adalah suatu kebahagiaan bagi kami yang selama hanya bisa "menghadiri kelas" dan berinteraksi dari belakang layar dunia maya. Waah, sebuah jejaring silaturahmi yang sangat indah!

Dan, tak hanya itu, acara reunian ini ada banyak sekali kegiatan yang bisa menambah ilmu. Misalnya, ada Tokoh Bicara, dan masih banyak kegiatan ini yang tak bisa dijelaskan satu per satu. Pokoknya, acara reunian ini akan bertambah seru dan semakin berwarna!

Tapi, karena alasan protektifnya orangtuaku, saya hanya puas menjadi murid dalam jaringan, dan impian reunian K-nival harus dikubur dalam-dalam. Maaf ya....

***

Ya, sampai di sini saya bercerita tentang "sekolah virtual" Kompasiana ini. Ada lagi yang ingin saya bagikan?

Sepertinya, harus nunggu tema lomba tentang Kompasiana nih... nanti takutnya saya nyesel karna terlanjur nulis duluan. Oke, saya nunggu bagaimana ke depannya.

Akhir kata, salam Kompasiana untuk murid-murid semuanya!

---

Delapan belas hari, menjelang Kompasiana mencapai hari jadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun