Mohon tunggu...
Dewi Wening Sawitri
Dewi Wening Sawitri Mohon Tunggu...

suka menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cewek Matre... Wajar Atau Tidak?

18 April 2010   16:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah cewek matre sepertinya lebih umum dikenal oleh kalangan masyarakat dibandingkan dengan istilah cowok matre. Ini sekaligus menjadi bukti banyaknya pengakuan atau opini dari masyarakat bahwa wanita cenderung memiliki sifat materialistik dibandingkan pria. Hal tersebut juga disebutkan dalam Biological Psychology karangan Kalat yang menyebutkan bahwa masyarakat sendiri menyadari bahwa wanita lebih tertarik pada kekayaan dan keberhasilan pria dibandingkan dengan kepedulian pria terhadap wanita kaya (Buss, 2000). Dengan kata lain, ternyata hal tersebut merupakan fakta dalam kehidupan sosial. Pertanyaannya, mengapa dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi?

Kecenderungan wanita untuk mencari pasangan hidup atau pria mapan dapat dijelaskan melalui pendekatan evolutionary psychology yang menjelaskan mengapa wanita cenderung memilih atau mencari pria mapan. Hal ini disebabkan karena pada awalnya wanita membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan , seperti mencari makan pada saat hamil (Kalat, 2009) Pada saat hamil, wanita kesulitan untuk memenuhi kebutuhan karena kondisinya yang tidak memungkinkan ia untuk mencari makanan sendiri. Oleh karena itu, wanita membutuhkan pria untuk membantunya memenuhi kebutuhan.

Apabila kita menilik peradaban manusia dimasa pra sejarah, dalam memenuhi kebutuhan dikenal konsep hunter-gatherer. Kebiasaan yang dilakukan nenek moyang ini melekat dalam diri kita hingga masa kini, hanya bentuknya saja yang berbeda. Apabila pada zaman itu manusia harus berburu untuk memenuhi kebutuhan makannya, saat ini istilah berburu itu digantikan dengan mencari uang sebanyak-banyaknya dalam rangkan memenuhi kebutuhan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kelemahan wanita dalam memenuhi kebutuhannya saat sedang hamil membuat wanita mencari pria yang dapat menjami pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu, sampai sekarang dalam kehidupan rumah tangga pada umumnya lelaki lah yang bekerja mencari nafkah untuk istri dan anaknya.

Kemampuan pria dalam keunggulannya dalam memenuhi kebutuhan hidup ini menjadi daya tarik yang tidak dapat disangkal oleh wanita. Pada kenyataannya, wanita cenderung melihat kualitas pasangannya dalam menjalin hubungan, dimana para pria lebih mementingkan kuantitas (Ridley, 2003) Hal ini sekaligus menjawab mengapa banyak kasus yang menyebutkan tentang ketidaksetiaan pria, karena menurut teori evolusioner sifat tersebut sudah diwariskan oleh nenek moyang kita yang awalnya merupakan bentuk adaptasi yang menimbulkan pengaruh pada hubungan sosial.

Kesimpulannya, ternyata anggapan masyarakat selama ini tentang sifat materialistik pada wanita tidak sepenuhnya salah. Hal tersebut telah diwarisi oleh nenek moyang manusia yang pada awalnya merupakan berupa motivasi untuk beradaptasi. Jadi, jangan heran kalau ada yang namanya istilah cewek matre karena pada dasarnya hal tersebut merupakan pelengkap dari kecenderungan pria yang memiliki kemampuan lebih besar untuk melakukan usaha pemenuhan kebutuhan.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun