Big tech katanya adalah aktor dari monopoli modern, sementara teknologi katanya adalah bentuk feodalisme digital.
Kekhawatiran regulator sudah bukan hal baru, namanya juga regulator, mengantisipasi dampak negatif dari inovasi yang diciptakan masyarakat adalah tugasnya. Terlebih jika melihat betapa besarnya pengaruh big tech dalam kehidupan kita.
Di sisi lain inovator akan terus berinovasi. Sudah jadi fitrahnya inovator untuk menciptakan kebaruan dengan berbagai gagasan yang mungkin muncul. Inovasi tak bisa dicegah.
Ini bukan soal memonopoli pasar dan menciptakan ruang baru yang bebas aturan, monopoli akan selalu hadir sebagai konsekuensi dari inovasi yang benar-benar baru, di awal kemunculannya.
Barulah kemudian pasar perlahan mengikuti, lambat laun akan muncul persaingan yang semakin beragam dan akhirnya meramaikan pasar, harga tak lagi ditentukan oleh segelintir orang.
Namun, kekhawatiran yang timbul bukan hanya menyangkut harga, bukan semata-mata ekonomi, lebih jauh lagi menyangkut tatanan sosial bahkan mungkin juga politik. Oleh sebab itu, peran regulator dalam mengawal perubahan sangatlah penting.
Jika dibayangkan sekejap mata, dunia kita sepertinya akan jadi dunia yang luar biasa keren, science-fiction yang kerap kita tonton akan menjadi realita, yang maya melebur dengan yang nyata.Â
Pola hidup kita tak lagi sama, dari yang biasa menjadi serasa dalam film Hollywood, sebentar-sebentar pakai VR, sebentar-sebentar pakai gloves.
Metaverse mengubah pengalaman yang kita dambakan, menjadi keseharian, sekolah, bekerja, berbisnis, komunikasi dengan sesama, serta hiburan akan terasa lebih 'futuristik'.
Betapa pun kerennya metaverse, ada dampak-dampak negatif yang bisa sama-sama dibayangkan. Dengan bentuk internet seperti saat ini saja, kegiatan kita sehari-sehari lebih banyak dihabiskan di internet, bagaimana jika bentuk baru internet ini sudah terealisasi? Ada adiksi yang menjadi efek sampingnya.