Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kisah Ramadan, Jangan Menggampangkan Shalat

4 Juni 2018   11:20 Diperbarui: 4 Juni 2018   12:15 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya saya pulang kantor sehabis maghrib, apalagi di bulan Ramadhan ini, hampir selalu memilih berbuka puasa di kantor tercinta. Begitu adzan berkumandang, membatalkan puasa dengan penuh kenyamanan, lalu sholat maghrib, dilanjutkan dengan berbuka puasa lagi, baru berikutnya melangkah ke pintu keluar untuk pulang. Tapi tidak halnya dengan hari ke 15 di bulan penuh berkah ini, karena agak tidak enak badan saya memilih pulang dari kantor sedikit lebih cepat, di mana masih ada cahaya matahari yang menerangi bumi.

Setelah melihat google maps dan mendapatkan perkiraan waktu tempuh dari kantor ke rumah hanya 58 menit saja, saya lantas bergegas pulang. Agak aneh memang, untuk jarak 22 KM cukup canggih bila di jam pulang kantor ini hanya butuh waktu satu jam untuk bisa tiba di rumah. Kendati demikian saya tetap memutuskan untuk berangkat pulang walaupun diperkirakan ketika adzan maghrib berkumandang saya masih akan bergelut dengan jalan aspal.

Urusan pertakjilan untuk berbuka puasa sudah saya bereskan, mulai dari bakwan dan risol goreng, bubur kacang hijau dan ketan hitam, beng beng, malkist roma, chiki rasa jagung, fit bar, sampai teh pucuk 2 botol juga sudah siap. Lantas bagaimana dengan urusan sholat??

dokpri
dokpri
Berdasarkan perkiraan, hanya satu jam saja saya akan berada di jalanan, tetapi bisa jadi bertambah menjadi 2 jam, maka saya putuskan akan sholat di mana saja nanti di masjid terdekat yang saya temui. Terasa enteng sekali berfikirnya. Dengan demikian saya putuskan segera masuk ke dalam mobil, nyalakan mesin, pakai seatbelt, injak rem, atur posisi persnelling, lalu injak gas dan jalan dengan penuh semangat.

20 meter keluar dari kantor, jalanan masih lancar terkendali. Memasuki 20 meter ke dua juga masih bersahabat, tetapi begitu memasuki 20 meter ke tiga jalanan mulai tersendat. Lalu lintas amat sangat padat yang tak lagi merayap. Masih saya paksakan jalan dan ikut masuk dalam antrian mobil di jalanan.

10 menit berlalu, masih diam di tempat. 15 menit berlalu, belum ada pergerakan. 20 menit berlalu, mulai gelisah dan lapor Pak Suami bahwa saya sudah kena macet di dekat kantor sendiri, indahnya gedung kantor pun masih jelas terlihat. 30 menit berlalu, lalu intas masih belum bisa bergerak, pemandangan kemacdetan semakin terjadi di berbagai sisi jalan. 35 menit berlalu saya mulai ikhlas tapi bingung karena biasanya jalanan di tempat saya berhenti tidak macet parah sepert ini. 40 menit berlalu saya baru menyadari ini pasti gara-gara "menggampangkan sholat maghrib". Masuk pada menit ke 45 saya berusaha putar balik arah semampu-mampunya di tengah kepadatan jalan untuk kembali lagi ke kantor hahahaha....

Akhirnya sukses putar balik, lalu kembali ke arah kantor yang juga sudah terkena dampak semrawutnya jalanan. Dengan kekuatan bulan akhirnya saya berhasil masuk kembali ke dalam area parkir kantor tepatnya di basement. Sesampainya di basement, tarik nafas, mohon ampun, lalu jalan menuju musholla, kemudian duduk manis sambil menunggu adzan maghrib. Tidak lama terdengar suara adzan, buka puasa, sholat, lalu balik ke mobil sambil memandangi google maps mencari tahu apakah jalanan sudah lancar atau belum hahahaha....

Pelajarannya cuma satu yaitu jangan ngegampangin sholat. Udah gitu aja wkwkwkwk.... Untung masih dikasih bisa putar balik sama Allah SWT hehe... Allah memang Maha Baik...

(dnu, ditulis sambil miring2 kepalanya - pegel hahaha..., 31 Mei 2018, 22.30 WIB)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun