Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan Tegar Itu Bernama Sarita

21 November 2017   20:44 Diperbarui: 21 November 2017   20:51 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari hati yang paling dalam, saya sangat mengutuk perempuan mana pun yang terbukti merebut suami orang, sama sebagaimana saya mengutuk tindak main hakim sendiri terhadap kasus terhangat terkait muda mudi di wilayah tangerang baru-baru ini. Sarita adalah perempuan paruh baya yang kini tengah naik daun akibat pemberitaan yang tidak menyenangkan terkait biduk rumah tangganya. 

Dikabarkan suami dari wanita berhijab ini tengah menjalin hubungan dengan wanita lain yang jauh lebih muda dari Sarita. Wanita lain yang dimaksud adalah artis yang entahlah terkenal atau tidak, punya karya atau tidak, punya prestasi atau tidak, saya tidak begitu mengetahuinya. Kini saya hanya tau wanita lain tersebut adalah seorang pemudi yang cantik jelita dengan rambut hitam yang sering tergerai di bawah bahunya.

Sebagai penikmat berita yang hilir mudik di media massa kita harus tetap menjunjung tinggi azas praduga tak bersalah, pun terhadap wanita cantik yang telah sedikit saya paparkan di paragraf pertama. Cukuplah diterka saja, tidak perlu disebutkan namanya, selain karena harus tetap berduga ia tak bersalah, juga kembali ke pemahaman di awal artikel ini yaitu saya amat membencinya.

Sarita wanita bertubuh tinggi besar dengan 4 anak yang semuanya perempuan. Memiliki suami seorang pengusaha sukses yang katanya kini tengah diuji dengan kehadiran seorang wanita yang tak seharusnya diberikan cinta. Sarita masih dapat tersenyum dalam setiap wawancara yang ia terima, walau tak bisa dipungkiri kesedihan yang mendalam kuat ia rasakan dan rasa itu sampai kepada saya sebagai penonton bukan bayaran. 

Sarita masih dapat merangkai kata-kata dengan indah atas setiap pertanyaan yang dilayangkan kepadanya, walau lengkap dengan linangan air mata. Ibu dari 4 orang putri ini terus saja memberikan kekuatan bagi anak-anaknya yang pasti terluka atas kabar sang ayah yang kian beredar luas. Mereka pasti kecewa, tapi Sarita senantiasa menguatkan semuanya.

"Terima kasih Mama telah menjadi pondasi yang kuat buat kita, di saat keluarga kita hancur..." kurang lebih demikian yang disampaikan salah satu anaknya secara telewicara dalam sebuah acara di televisi swasta. Bagi anak-anaknya, ketegaran Sarita sungguh tiada dua.

Bisa jadi Sarita ingin murka mengetahui kedekatan suaminya dengan seorang wanita, namun sepertinya ditahan sedemikian rupa hingga akhirnya sang anak menjadi kepanjangan tangannya dengan melakukan aksi fisik terhadap perempuan lain yang dimaksud. Mungkin bukan kepanjangan tangan Sarita saja tetapi juga kepanjangan tangan wanita-wanita lainnya yang amat mengutuk para perebut suami orang.

Saya begitu tertarik menuliskan peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan saya ini, eh ada, hubungan sebagai saudara seiman dan setanah air. Entah sampai atau tidak tulisan ini ke tangannya, tapi tetap ingin saya katakan, keep strong Bunda Sarita, seluruh wanita-wanita di dunia yang mengerti kasus ini akan selalu mendoakan Bunda dan 4 orang putri cantik milik Bunda, agar tetap kuat, berani berbuat atas nama kebenaran, dan akan selalu bahagia lahir dan batinnya.

#DNU

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun