Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Sudahkah Kamu Membuat Ibumu Tersenyum Hari Ini?

22 Desember 2014   17:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:43 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu adalah malaikat yang tak bersayap... Ibu adalah peri baik yang selalu tampak cantik... Ibu adalah sosok yang selalu berkorban dan berjuang untuk anak-anaknya... Ibu adalah pahlawan yang selalu menyelamatkan seluruh keluarganya... Ibu selalu tersenyum dalam lelahnya... Ibu selalu bahagia dalam segala keadaanya... Ibu selalu menerima apapun perkataan anaknya... Mari ingat sejenak saat Ibu mengandung kita didalam perutnya, membawa kemanapun Ibu pergi.. Dengan perut yang besar itu Ibu tetap menunaikan semua pekerjaannya. Memasak untuk Ayah, membersihkan rumah agar nyaman, hingga mencuci pakaian yang tentu amat melelahkan. Tapi Ibu adalah Ibu yang entah bisa digantikan dengan kalimat apa. Peri baik? Ibu sungguh jauh lebih baik dari peri. Ibu, yang tak tertuliskan... Saat anak-anaknya menjelang dewasa, mulai sibuk dengan kepentingannya masing-masing, ibu ditinggal dan ibu dilupakan. Mungkin kita tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan Ibu yang selalu tampak bahagia saat melepas anaknya pergi merantau demi sebuah pekerjaan. Dan ibu ditinggalkan dengan hanya sebuah cium tangan. Tanpa pernah kita tahu betapa sedihnya Ibu, betapa sepinya Ibu namun tetap dengan betapa bangganya Ibu memilikimu. Setelah jauh dari Ibu, mungkin kita lupa dalam satu bulan hanya beberapa kali kita menghubungi Ibu. Bisa jadi kala ingat saja. Jika tidak terpaksa karena tak kuat lagi menahan rasa rindu pada anak-anaknya, mungkin Ibu tidak akan menelepon kita, karena Ibu tau kita sudah bahagia dan Ibu tak ingin mengganggu kita. Tapi apakah kita pernah mengingat, bagaimana saat Ibu mengandung kita Ibu selalu berusaha menghubungi kita setiap waktu, mengajak kita bicara dari luar perut, ibu bernyanyi untuk kita, ibu mengusap sayang perutnya untuk kita, ibu tak mau berlari karena takut kita terluka dengan guncangannya dan Ibu makan hanya demi kita. Demi menghidupi kita yang ada di dalam perutnya, demi membuat kita tumbuh baik dan sehat, demi membuat kita lahir menjadi anak sempurna dengan segala upaya sang Ibu. Ibu mengandung, melahirkan, menyusui, memberi kehidupan, memberi pendidikan dengan memilihkan sekolah terbaik untuk kita. Selalu mendoakan yang terbaik untuk kita dan saat kita telah meraih kesuksesan yang setinggi-tingginya kita merantau, pergi meninggalkan ibu... Buat yang jauh dari Ibu, teleponlah beliau sekarang. Tanyakan kabarnya, tanyakan cerita sehari-harinya, apakah masih tetap berwarna seperti dulu saat kita masih ada disampingnya. Sudahkah kamu membuat Ibumu tersenyum hari ini? Selamat Hari Ibu. Karena Ibu adalah jabatan yang paling mulia. (dnu, ditulis disamping Ibu, 22 Desember 2014, 06.00)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun