“Saya ingin anak-anak tahu bahwa setiap emosi itu wajar dan boleh dirasakan. Mereka hanya perlu cara yang sesuai untuk mengungkapkannya.” tutur Wulan.
Melalui buku saku “Warna-Warni Hatiku”, Wulan menunjukkan bahwa proses konseling dan terapi bagi anak tidak selalu harus dilakukan dengan cara yang formal dan kaku. Dengan pendekatan visual yang ramah dan menyenangkan, anak-anak dapat belajar mengenali emosi, menyalurkan perasaan, dan berlatih mengekspresikannya secara positif. Media ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia konseling dan terapi, kehangatan, empati, serta kreativitas adalah kunci utama untuk membantu anak memahami dirinya dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri serta bahagia.
“Warna-Warni Hatiku” hadir sebagai bukti bahwa inovasi kecil, ketika dilandasi empati dan ilmu, dapat membawa perubahan besar bagi tumbuh kembang sosial-emosional anak-anak, terutama mereka yang membutuhkan perhatian lebih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI