Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tak Ada yang Salah dengan Film "Di Balik 98"

13 Januari 2015   00:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:17 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Peristiwa 1998 menyimpan banyak kisah. Termasuk asa yang berantakan. Sekolah yang tak selesai, anak yang  tertembak, tubuh yang cacat. Juga harta yang musnah dalam waktu sehari serta keluarga yang tercerai berai.

Nyaris tak ada kisah yg menggembirakan untuk melukiskan peristiwa 98. Sebagian besar berita dan kisah adalah   kekelaman dan suram. Banyak cita-cita berantakan dan air mata yang tak  berhenti menetes.

Kisah 1998 berawal dari peristiwa penembakan Trisakti yang menewaskan empat orang mahasiswa Trisakti.

Pada tgl 12  Mei 1998 para mahasiswa menuju kantor DPR/MPR. Di depan gedung rakyat itu mereka bertemu dengan aparat yang membuat mereka terdesak mundur ke kampus mereka lagi.

Dibalik semua kedukaan yang dihadapi bangsa Indonesia ada cita- cita yg tercapai yaitu reformasi.

Reformasi adalah titik kulminasi perjuangan rakyat Indonesia terhadap rezim Soeharto. Di masa itu sangat represif di mana kebebasan berpendapat amat dibatasi.

Rakyat tak bisa berpendapat dan berkarya dengan bebas. Beberapa pihak semisal pekerja seni , lsm dan mahasiswa tidak bisa lagi menyuarakan apa yang ingin mereka suarakan malah ada yang dipenjarakan.

1998 adalah peristiwa yang benar- benar mengubah masa depan Indonesia. Juga mengubah nasib banyak orang. Dan film 1998 karya Lukman Sardi ingin memotret sebagian cerita di masa itu.

Ada cerita Diana (Chelsea Islan) mahasiswi Universitas Trisakti yg aktif berdemo di kampus. Kakaknya adalah pegawai istana yang bersuamikan seorang militer yg mengamankan demo mahasiswa saat itu. Dia juga punya pacar ( Boy William) yg akhirnya harus mengungsi ke Singapura.

Lukman juga bercerita tentang gelandangan ( Teuku Rifnu Wikana) yang bersama anak lelakinya hidup di gerobak. Tokoh Soeharto diperankan oleh Amoroso Katamsi, dan beberapa tokoh lain semisal SBY. Semua karakter punya problema yang dihubungkan oleh satu benang merah yaitu peristiwa kerusuhan Mei 1998.

Drama keluarga Diana dipakai Lukman untuk pintu bagi beribu kisah yang terjadi pada masa itu. Dilema ipar Diana yang tentara antara kewajiban mengamankan situasi dan rasa setujunya pada gerakan mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun