Mohon tunggu...
dewimaisaroh
dewimaisaroh Mohon Tunggu... Lainnya - dedeww

tetaplah menguat, karena hidup takkan melemah untukmu :))

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Terjemah Al Quran An-Nashr

26 Oktober 2021   19:54 Diperbarui: 26 Oktober 2021   20:11 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belajar Al-Qur'an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, begitu juga mengajarkannya. Mengajarkan Al-Qur'an kepada orang lain juga termasuk ibadah. Memahami Al-Qur'an awalnya dianggap sulit oleh banyak umat islam diantara kita, akan tetapi hal ini ternyata menjadi tidak sulit apabila kita dapat mengartikan bacaan yang ada dalam al-quran dengan baik dan benar. 

Mengartikan atau menerjemahkan bacaan Al-Quran dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode agar kita dapat mengetahui isi kandungannya. Salah satunya yaitu metode an-nashr. Untuk itu dalam tulisan ini akan memberikan gambaran mengenai metode  terjemah Al-Qur'an yaitu metode an-nashr.

Penerjemahan merupakan kegiatan yang melibatkan bahasa, dan dalam pembahasannya tidak dapat mengabaikan pemahaman tentang konsep konsep kebahasaan itu sendiri. Terjemah atau mengartikan Al-Qur'an adalah kegiatan memindahkan atau pengalihbahasaan Al-Qur'an dari bahasa aslinya, yaitu bahasa asal Al-Qur'an berupa bahasa Arab kedalam bahasa si penerjemah atau orang yang melakukan terjemah. Tujuan terjemah Al-Qur'an yaitu untuk memudahkan umat manusia yang tidak menguasai bahasa Arab.

Pengertian metode An-Nashr. An-Nashr berasal dari bahasa arab yang artinya pertolongan. An-Nashr merupakan nama dari sebuah metode terjemah Al-Qur'an. Metode An-Nashr adalah suatu metode atau cara menerjemah Al-Quran baik perkata maupun perayat dengan teknik mengulang-ulang. 

Metode ini dianggap sebagai  metode terjemah dari suatu mufrodat atau kosa kata bahasa Arab dengan cara yang sederhana. Dengan metode An Nashr belajar terjemah semakin lama menjadi semakin mudah. Metode An-Nashr asal muasalnya berasal dari kecamatan wajak kabupaten Malang dan ditemukan oleh seseorang bernaama Muhammad Taufik. 

Beliau merupakan lulusan Madrasah Tsanawiyah.  Metode ini, mulai disusun ada tahun 1999l, akan tetapi mulai diadakan uji coba penerapan metode ini yakni pada tahun  2005. Metode An-Nashr ini disebut juga metode menghafal al-qur'an yang dibersamai dengan memahami maknanya.

Didalam metode ini, ada bebarapa tahapan yang digunakan. Tahapan disini berbentuk pola yang berisi langkah langkah, diantaranya :

  • Pola 4-3-2-1untuk usia 7-12 tahun,
  • Pola 3-3-2-1untuk usia 12-15 tahun  
  • Pola 2-1-1 untuk usia diatas 15 tahun

Praktik penerapan metode an-nashr dalam pembelajaran terjemah Al-Qur'an dapat diuraikan sebagai berikut :

  • Pertama, guru membacakan Al Quran dari ayat yang hendak dihafalkan artinya, kemudian murid disuruh menirukan.
  • Kemudian, Hafalan arti dimulai dari surat Al Fatihah dan doa-doa yang ada didalam sholat, kemudian dilanjutkan dengan surat An Nass, Al Falaq, Al Ikhlas sampai dengan surat An Naba'.

  • Apabila materi surat surat an pada juz 30 telah selesai, dilanjutkan pada juz 29 dimulai dari surat Al Mulk lalu surat Al Qolam dan surat-surat berikutnya sampai surat Al Mursalat.

  • Pelajaran tentang nahwu, cukup dipelajari oleh guru. Dan boleh disampaikan kepada murid disela-sela pelajaran menghafal arti kepada peserta didik yang sudah dianggap mampu saja.

  • Hafalan dapat dilakukan secara kelompok, dengan satu orang pendidik atau guru.

  • Guru harus memahami cara membaca kalimat bahasa arab dengan putus-putus per kata maupun per kelompok kata bersama artinya.

  • Guru harus menggunakan buku panduan guru sedangkan peserta didik menggunakan buku panduan peserta didik.
  • Usia murid dalam satu kelompok tidak boleh sama, namun hendaknya bedanya tidak terlalu jauh, yang penting kelancaran membaca Al-Qur'annya hampir sama.
  • Metode ini sangat bagus bila pembelajaran dilakukan setiap hari  dengan durasi belajar antara 30 sampai 60 menit setiap tatap muka.

Selain itu, metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.  Adapun kelebihan dari metode ini adalah :

  • Menerjemahkan arti perkata, metode ini dapat menerjemahkan arti perkata sehingga peserta didik dapat memahami arti dari setiap kata pada setiap ayat atau bacaan Al-Qur'an.
  • Menerjemahkan arti per ayat, metode ini juga bisa menerjemahkan arti secara per ayat, jadi peserta didik juga dapat mengetahui makna keseluruhan dari setiap ayat  Al-Qur'an.
  • Menerjemahkan dengan waktu yang lebih cepat.
  • Menerjemahkan bacaan Al-Qur'an dari orang yang sedang membaca baik secara langsung maupun melalui audio.
  • Membedakan arti kata yang sama pada tempat yang berbeda.

Sedangkan kekurangan dalam metode ini antara lain:

  • Pola metode ini kurang efektif apabila diterapkan pada peserta didik yang berusia 15 tahun keatas. Hal ini dikarenakan pada anak yang usianya lebih dari 15 tahun itu daya ingat yang mereka miliki sudah menurun, sehingga kurang efektif.
  • Pola yang digunakan kurang relevan apabila diterapkan pada orang dewasa baik itu dilaksanakan  dalam bentuk pembelajaran  lingkup pendidikan formal maupun non formal.

  • Tidak memperhatikan tingkat hafalan peserta didik yang berusia dewasa, mengingat metode ini lebih menekankan pada teknik hafalan dengan cara mengulang ulang lafadz atau ayat Al-Qur'an beserta artinya. Hal ini kurang cocok, karena teknik seperti itu membuat peserta didik dewasa merasa jenuh dan terlalu monoton.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun