Mentari dengan gagah berani mendaki
Di situ kau lipat seluruh nuansa cerahnya
Sambil kau tiup serpihan-serpihan genangan masa
Yang kemudian menjelmalah ia menjadi pesona layaknya musim gugur
Tak lama kau sebarkan kembali kerinduan masa silam
Yang sempat bersembunyi di reruntuhan masa
Namun ia berjuang tengadah menemui matari
Yang masih saja tenang meski nuansa kelabu berusaha meruntuhkan
Angin mengirimkan kabar dari balik pagar-pagar
Meski sedang tegak berdiri dengan hiasan kecoklatan pertanda kesetiaan
Dingin beserta air dalam dekapannya, menjadikan insan syahdu dalam cinta
Memadu kasih mencipta sejarah dalam
setiap goresannya
Senja menjadi segala tanda bagi setiap makhluk
Untuk mengakhiri resah
Kembali beradu pada jiwa diri
Menuju malam sebagai perenungan
Yogya,30.01.21