Perlahan aku masih menikmati putaran nafas,
Perlahan....., fokus.
Sengaja ku tak mau menengok pada titik energi maha dasyat mengguncang senja.
Sengaja pula ku tak membuka suara.
Sengaja ku tak beradu gagasan.
Karena redup itu bukan tingkatanku.
Redup itu bukan ruang kebebasanku.
Meski redupnya adalah kebanggannya menelan cahaya terang.
Waktu kuhabiskan dalam redup tanpa arti.
Waktu kubiarkan mengalir menerima kejengahan tanpa titik.
Kini, waktu yang terindah.
Waktu yang menyediakan diriku,
Pergi dari kejengahan panjang.
Kejengahan dalam redup yang menyesakkan.
Dan kuraih lagi, udara jagad meski bertabur air kayangan.
Kuakhiri kejengahan.
Dan senja adalah waktu terbaik dalam senyuman panjang.
Putri Dewi. Yogya. 20.05.2020