Pagi itu matahari muncul dengan lembut, seolah ingin menyapa dunia dengan senyum hangatnya. Aku tahu, hari itu akan menjadi awal dari sesuatu yang berbeda.
Aku berangkat menuju ruangan yang hangat, bergabung dengan rekan-rekan sejawat untuk menghadiri pelantikan kepala dinas baru departemen yang selama ini aku naungi.
Acara berjalan khidmat, lalu perlahan usai. Satu per satu orang beranjak, sebagian melanjutkan acara makan bersama, sebagian lagi, seperti aku, memilih untuk langsung pulang.
Di tempat parkir, langkahku terhenti oleh suara yang tiba-tiba memanggil dari kejauhan,
“Bunda! Bunda!”
Aku menoleh. Seorang gadis beranjak dewasa berjalan menghampiri sambil tersenyum.
“Assalamu’alaikum, Bunda.”
Aku membalas senyumnya,
“Wa’alaikumsalam…”
Wajahnya tampak familiar, dan sekelebat bayangan masa kecil muncul di ingatanku.
“Ini Kekey, Bunda… Keysa. Bunda masih ingat, nggak?”
Aku tersenyum, mataku berbinar.
“Iya, Kekey. Masih ingat kok, cuma Bunda pangling. Sekarang Kekey makin besar… makin cantik.”