Rela Relakanlah
Yang sudah melewati masanya,
dan beristirahat sementara,
sepertinya...
sedang mengalami post power syndrome.
Tapi...
yang kali ini 'kan bersama sama,
banyak orang,
merata untuk semua.
Aku pernah melihatnya sekali,
ketika hal ini pernah terjadi,
tapi ia mengalami seorang diri,
berbeda dengan yang kali ini.
"Iya, tak lerehke...
ben sing enom-enom neruske..."
Namun...
tetap saja setiap hari,
semakin sering mengunjungi tempat itu.
Menatap sendu...
Seolah sudah berakhir...
Sejatinya, ia tetap menunjuk sana sini,
bila ada yg tidak benar menurutnya
Lereh... lereh...
Nanging atine isih durung bisa ngeculke.
Sing enom-enom durung bisa mlaku bener,
miturut panemune...
Dan...
Tak hanya disana,
disinipun jua...
Tak tahukah mereka...
Post power syndrome mereka setara,
dengan ketakutan memikul tanggung jawab baru,
yang dirasa berat.
Ditambah dengan tunjuk sana sini,
jika ada yg tidak benar.
Mengapa tidak berbagi,
dan saling menghargai,
hingga post power syndrome
dan ketakutan itu
bersinergi...
Menjadi kekuatan baru,
menuju yang lebih baik,
untuk sejahtera bersama...