Pembelajaran dalam dunia anak usia dini sangatlah di perlukan. Bukan hanya belajar antara guru dan siswa saja. Melainkan antara orangtua dengan anaknya juga merupakan belajar.
Pada umumnya setiap anak usia dini memandang segala sesuatu secara utuh, jadi pembelajaran untuk mereka masih bergantung pada objek konkret, pada lingkungan dan pengalaman yang mereka alami.
Pembelajaran anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tuuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa diri mereka sendiri.
“tak berhak kita membahagiakan orang lain, sebelum membahagiakan orangtua kita”
Dalam hal ini, menumbuhkan anak semangat dalam belajar adalah tugas orangtua yang paling utama. Dalam belajar anak, orangtua menjadi panutan. Jika orangtua saja tidak belajar maka dari mana anak mendapatkan motivasi untuk belajar.
Seperti halnya ketika anak itu diperintahkan untuk gemar membaca. Apakah diantara keluarga ada yang gemar membaca. Naaah…. dari situ sebagai peranan orangtua anak selalu menirukan bagaimana yang orantua lakukan.
Jangan salahkan anak jika ia tak mau belajar, jangan paksa anak jika ia tak mau membaca. Semua itu tergantung dan berbalik lagi kepada orantua. Pada masa kanak-kanak, mereka akan melihat, melakukan bahkan tertanam di akal mereka apa yang pertama kali ia lihat.
“anak adalah peniru terbaik maka berilah mereka sesuatu yang hebat untuk ditiru”
Sungguh kehatian hatian dalam mendidik anak tidaklah bisa untuk dibuat mainan. Jika salah maka fatal jadinya.
Dalam konteks belajar. Anak sangat membutuhkan dukungan serta partisipasi keluarga ataupun lingkungan sekitar.