Setelah mandi dan berpakaian, anak kembali menangis. Entah mengapa? Sarapan tidak mau. Akhirnya tetap juga berangkat ke sekolah. Saat perjalanan raut wajahnya murung dan sesekali seperti hendak menangis lagi. Puncaknya di sekolah, anak tidak mau masuk kelas. Dia memeluk ibu atau ayahnya terus. Sambil menangis.
Hari pertama sekolah menjadi hari yang menyedihkan dan meninggalkan kenangan buruk.
Ada beberapa alasan mengapa anak tidak mau berangkat sekolah di hari pertama. Khususnya untuk anak yang baru pertama kali sekolah, di antaranya adalah: kecemasan dan ketakutan, perubahan rutinitas, tidak ada motivasi.
Kecemasan utama dari anak usia 5 tahun adalah cemas dengan lingkungan baru. Bahkan baju seragam baru saja bisa terasa asing dan membuatnya cemas. Belum lagi rasa khawatir nanti berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Ada juga ketakutan dengan lingkungan baru. Sehari-hari dia berada di rumah bersama orang-orang terdekat, lalu harus berada di lingkungan baru.
Perubahan rutinitas ini juga menjadi faktor menangis dan tantrum saat akan berangkat sekolah. Biasanya tidak ada rangkaian mandi pagi yang lebih pagi, lalu harus sarapan, dan berangkat sekolah.Â
Seorang anak ketika berjumpa dengan orang baru pastinya tidak bisa tiba-tiba saja menjadi nyaman. Rasa aman juga belum dia dapatkan. Suasana riuh dan asing akan membuatnya menarik diri.
Orang tua tentu harus berempati dan memvalidasi perasaan anak. Tidak boleh bilang kenapa takut? Ayo harus berani. Gitu aja kok malu, dan sebagainya. Lebih baik bilang, "Iya Bunda ngerti perasaan Adik. Cemas ya?"Â
"Masih belum nyaman ya De? Belum ada yang kenal."
"Kaka sedih pisah sama Mama? Atau masih takut ketemu ibu guru?"
Tidak mengapa jika anak menangis atau belum siap dihari pertama sekolah. Kerjasama orang tua dan guru tentu sangat diharapkan agar anak bisa mengatasi kecemasan danketakutannya. Anak akan siap menghadapi lingkungan dan rutinitas baru jika dikuatkan oleh orang tua dan guru.