Hampir semua orang tua merasa bersemangat dan senang pada hari pertama anaknya sekolah. Bahkan bisa jadi sepekan lebih telah mempersiapkan segala sesuatunya. Seragam baru yang sudah disetrika rapi. Sepatu yang disimpan dekat pintu agar mudah digunakan anaknya. Buku tulis dan buku paket sudah diberi nama. Alat tulis dan tas juga pastinya telah dipilih agar saat sekolah anaknya akan semangat.
Pagi yang cerah ditemani matahari yang bersinar hangat. Sarapan juga telah disediakan di meja makan. Bekal makanan tak ketinggalan, walau ada program MGB katanya hehehe ... Rasanya tetap saja makanan yang paling enak itu kan buatan rumah.
Apa yang terjadi?
Anak usia 5 tahun itu masih belum bangun. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Biasanya tidak begini, saat adzan subuh si kecil sudah bangun dan ikut shalat subuh berjamaah. Ketika dibangunkan, seketika dia menangis. Tidak hanya airmata tapi juga rengekan, "Aku gak mau sekolah!"
"Loh! Adik kenapa? Kemarin semangat sekali hari ini mau ke sekolah," masih dengan nada lembut sambil mengusap rambutnya.
"Gak mau! Pokoknya gak maaauuu ..." setengah berteriak dan tangisnya semakin kencang.
"Gimana sih, ayo segera mandi. Telat nanti!" nada sudah ikut meninggi.
"Huuuaaaa...," jeritannya makin keras, tapi tertimbun bantal dan selimut yang ditariknya kembali.
Kesabaran semakin menipis. Iya benar-benar setipis tissue. Duh ... Kenapa begini?
Selimut disingkap dengan kasar. Anak ditarik dan diajak paksa turun dari tempat tidurnya. Tak ayal lagi, anak meronta bahkan memukul dan menjerit-jerit. Sambil terus bilang tidak mau sekolah. Setelah dibujuk, reda sudah tangisnya.