Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Esensi Ruang: Dari Tiada Menjadi Ada

5 Agustus 2022   08:22 Diperbarui: 7 Agustus 2022   09:52 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Car Free Day (CFD) di Semanggi Jakarta. Dokumen pribadi.

Fenomena pemanfaatan ruang -terutama ruang publik- yang dipandang dengan pro dan kontra oleh berbagai pihak sedang marak akhir-akhir ini.  Pengertian sederhana dari ruang publik atau public space adalah tempat yang dapat digunakan oleh masyarakat luas atau komunitas untuk berkumpul dalam rangka memenuhi kebutuhannya berdasarkan tujuan yang sama.

Ruang publik dapat berupa real space yang berada di dunia nyata  atau di dunia maya yang disebut virtual space. Beberapa bentuk ruang publik berupa real space di antaranya adalah jalur hijau, playground, trotoar, taman-taman, square, plaza, pasar, tepi air (sempadan sungai dan danau), gedung-gedung bersama, gym dll. 

H.P. Berlege (1908) mengemukakan pendapat: "The aim of our creations, is the art of space, the essense of architecture." 

Ruang! Sebuah kata denga daya tarik ajaib bagi para arsitek abad keduapuluh, sebuah kata yang begitu sering digunakan sekaligus disalahgunakan. Ketika aku menempuh pendidikan di Teknik Arsitektur ITB medio akhir tahun 80-an hingga awar 90-an terdapat matakuliah Ruang dan Bentuk Arsitektur, Sejarah Peradaban, Arsitektur Kota, Arsitektur Kontekstual, serta Analisis Sejarah dan Kritik Arsitektur. 

Para dosen di kampus yang mumpuni di bidang arsitektur telah memberikan wawasan yang luas dan mendalam tentang konsep menciptakan ruang, proud and very grateful to  Prof.Ir. Slamet Wirasondjaja  MLA,  Prof. Dr. Danisworo MSc, Prof. Iwan Sudradjat M.SA. Ph.D, Dr.Ir. Sri Rahaju BUK. MSA,  Ir. Zaenudin Kartadiwiria M.Arch, dan Ir. Rijadi Joedodibroto. 

Pada tahun 1957, Louis I. Khan berkata, "Arsitektur berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar direncanakan dan dipikirkan. Pembaharuan arsitektur yang berlangsung terus menerus sebenarnya berakar dari pengubahan konsep-konsep ruang." Sedangkan jauh sebelum itu, pada tahun 550 sebelum Masehi Lao Tzu (dua ribu limaratus tahun lalu) berkata, "Thirty spoken converage upon a single hub; It is on the hole in the center that the purpose of the axle depends. We make a vessel from a lump of clay; It is the empty space within the vessel that makes it useful. We make doors and windows for a room; But it is these empty spaces that make the room habitable. Thus while the tangible has advantage; It is intangible that make it useful."

Jadi sementara yang berwujud memiliki keuntungan; Itu tidak berwujud yang membuatnya berguna.

Inti dari filosofi Tao si Orang Tua yang legendaris itu telah meletakkan dasar atau The Way if Becoming adalah gambaran pengertian bahwa di dunia tiada yang abadi, selalu berubah. Pemikiran manusia selalu berubah. Tao telah mengemukakan prinsip filosofis dan fenomenologis polaritas yang menyatukan Being (Yang Ada) dan Non-Being (Yang Tak Ada). Di sinilah terkuak dan Tao berhasil menyibakkan superioritas yang terkandung, yaitu ruang di dalamnya, yang tidak nyata justru menjadi hakikatnya, dan di-nyata-kan dalam bentuk materi/fisik.

Penulis merasakan benar adanya rasa ruang ketika gowes menikmati indahnya pusat Kota Jakarta, artikel lengkapnya ada di sini. Merawat sehat dan mereguk bahagia sepanjang koridor Jalan Sudirman sambil mendatangi spot menarik seperti ruang baca di terowongan Kendal Dukuh Atas dan Skate Park Sudirman.

Penulis gowes di terowongan Kendal Dukuh Atas. Dokumen pribadi.
Penulis gowes di terowongan Kendal Dukuh Atas. Dokumen pribadi.

Tampak anak muda bermain di Skate Park Sudirman. Dokumen pribadi. 
Tampak anak muda bermain di Skate Park Sudirman. Dokumen pribadi. 

Manusia melalui tubuh dan jiwa ber-satu-alam dan ber-satu-hukum dengan dunia semesta materi/fisik di kelilingnya dengan berbudaya, bermakna. Y.B. Mangunwijaya dalam buku Wastu Citra membahas topik sendi-sendi filsafat dan budaya bentuk arsitektur, termasuk ruang publik. Ia mengatakan bahwa manusia sejak jaman dahulu memiliki intuisi bagaimana kesederhaan, keindahan, kebenaran, merupakan kata-kata lain dari satu perkara. Kualitas bahasa arsitektur pertama-tama adalah perkara batin-dalam, ruh: yang semoga dapat kita bina sebening mungkin.

Kali ini penulis menjajal kawasan Cikini yang legendaris. Sekaligus mendatangi Taman Ismail Marzuki yang hampir rampung dalam proses revitalisasinya yang mengedepankan ruang publik. Senang rasanya bisa bernostalgia bersama suami ke TIM. Kangen juga nih nonton tayangan alam semesta di Planetarium. Semoga lekas selesai ya ...

Penulis duduk santai sejenak bersama komunitas gowes sarapan di resto jadul. Dokumen pribadi.
Penulis duduk santai sejenak bersama komunitas gowes sarapan di resto jadul. Dokumen pribadi.

Revitalisasi Taman Ismail Marzuki mengedepankan ruang publik. Dokumen pribadi.
Revitalisasi Taman Ismail Marzuki mengedepankan ruang publik. Dokumen pribadi.

Ruang publik hanya akan bermakna bagi jiwa dan juga fisik jika inti dari keberadaan ruang itu dapat memberikan rasa bahagia bagi penggunanya. Sangat mustahil terwujud ruang publik yang bermanfaat, bahkan bisa jadi ruang publik yang dibangun hanya kesia-siaan belaka. Aktifitas pengguna itulah yang memberi makna bagi keberadaan ruang publik.

Satu lagi kawasan ruang publik di kota Jakarta yang menarik untuk didatangi adalah Kota Tua. Pekan lalu aku sengaja naik Transjakarta jurusan Blok M - Kota untuk memantau progres revitalisasi kawasan bersejarah itu. Keren! Luar biasa konsepnya menjunjung nilai-nilai historis kawasan dan bangunan heritage  yang ada di sana. Juga semangat menjadikan kawasan yang  rendah emisi atau Low Emission Zone. Great job ... 

Pengalaman penulis gowes santai bersama anak bungsu, Teteh di Kota Tua selengkapnya bisa baca di sini. 

Kota Tua Jakarta sebuah ruang publik yang bernilai sejarah. Dokumen pribadi.
Kota Tua Jakarta sebuah ruang publik yang bernilai sejarah. Dokumen pribadi.

Suasana sebelum pandemi di Kota Tua Jakarta. Dokumen pribadi.
Suasana sebelum pandemi di Kota Tua Jakarta. Dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun