Mohon tunggu...
Dewi Damayanti
Dewi Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Musim boleh berganti, namun menulis tak mengenal musim. Dengan goresan tintamu, kau ikut mewarnai musim.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Snow: Seorang Atheis Pun Butuh Tuhan

27 Oktober 2010   02:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:04 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_304435" align="aligncenter" width="224" caption="Dalam keheningan salju...."][/caption] Snow salah satu novel karya Orhan Pamuk, bisa jadi salah satu daftar novel yang layak dibaca jika anda termasuk penggemar novel. Penuh kontemplasi dan pergulatan batin sang tokoh.

Seperti novel2 yang ber genre thriller pada umumnya, novel ini terasa lamban di bab-bab awal, namun penuh ketegangan di bab-bab terakhirnya.

Adalah Ka, sang penyair yang tertarik meyusuri kembali jejak masa kecilnya di sebuah kota kecil Kars, di perbatasan Turki. Kasus bunuh diri yang mewabah di kalangan wanita muda usia di kota kelahirannya itu membangkitkan rasa ingin tahunya. Namun ada hal yang yang lebih krusial yang akhirnya menantinya di sana: konflik berdarah antar golongan agama dan sekularisme.

Setting konflik antar gerakan Islam, pertikaian antara agama dan sekularisme, serta aparat penguasa yang bertindak sewenang-wenang di Turki pada masa itu digambarkan begitu hidup. Seolah kita terbawa ke zaman pergolakan di Turki.

Pertemuan kembali Ka dengan cinta masa silamnya, seorang wanita berparas menawan: Ipek Hanim semakin menambah warna. Ipek seorang janda jelita yang ternyata menjadi simpanan seorang tokoh Islam garis keras (menyitir perspektif media-media Barat dalam melihat geliat kebangkitan dunia Islam), Lazuardi, akhirnya membawa Ka pada seluk-beluk dunia bawah tanah gerakan Islam yang sangat ditakuti penguasa Turki ketika itu.

Dan dalam keheningan salju di kota kecil kelahirannya  itu, karena badai salju yang mengisolir  desa tersebut dari dunia luar, Ka (sang tokoh) juga menemukan sebuah keyakinan baru. Sekian lama hidup di Jerman sebagai seorang buangan politik dia hidup dalam kesepian dan ketidak bahagiaan. Di sinilah  dia mulai mempertanyakan tujuan hidupnya.


"Kurasa, aku mungkin mulai meyakini Tuhan di tempat ini," ujar Ka sambil tersenyum. "Ini sesuatu yang mungkin kusembunyikan bahkan dari diriku sendiri." adalah sepotong dialog sang tokoh dengan salah seorang temannya. Masa itu banyak orang yang dikenalnya menyembunyikan keyakinannya mereka. Ketika sebuah perbedaan tidak untuk ditoleransi.

Ada sebuah point yang menarik untuk dipetik. Ketika sang tokoh mulai merasakan kehadiran Tuhan dalam hatinya, dari hal-hal kecil yang kadang luput dari perhatian kita. Dengan kedalaman jiwa penyairnya dia melihat makna kehidupan layaknya sekeping salju. Bahwa kepingan salju  memiliki kesamaan dengan manusia. Seperti salju yang jatuh, manusia akan terlihat sama dari jauh. Namun untuk memahami keunikan misterius seseorang, kita harus memecahkan misteri dari kepingan salju pribadi orang itu.

Bak salju yang melayang dan akhirnya terkubur di tanah, hidup Ka pun berakhir tragis. Dia ditembak secara misterius di jalanan kota Franfkurt oleh kelompok yang dicurigai sebagai gerakan Islam fundamental Turki, yang mencurigai Ka sebagai mata-mata Barat. Betapa ironisnya, ketika sebuah keyakinan mulai menyelinap dalam jiwanya.

Namun satu pelajaran moral yang bisa dipetik  dari  pencarian jati diri Ka di sini bahwa manusia hidup tidak akan bisa lari dari kodratnya. Kodratnya setiap manusia butuh Tuhan. Seberapapun besar hasrat seseorang mengingkari kodratnya, maka sebesar itu pula hatinya akan mencari kebenaran itu...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun