"Jamuuu..... jamuu....." suara seruan Mbok Supat (62), seorang penjual jamu gendong keliling dari Desa Gunan, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Mbok Supat sudah punya pelanggan setia, jadi dia bisa jalan dari kampung ke kampung dengan percaya diri, karena tahu ada orang yang menunggunya datang dengan dagangannya.
Di Wonogiri, tradisi jamu gendong masih sangat kuat. Banyak ibu-ibu yang jualan jamu gendong di kota besar, sambil menjaga tradisi dan bantu ekonomi keluarga, juga buat masyarakat jadi lebih sehat.
Kisah Mbok Supat
Mbok Supat, ibu dari dua anak, telah menjalani perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Sebelum menjadi penjual jamu gendong yang terkenal di daerahnya, Mbok Supat bekerja membantu suaminya sebagai buruh pencari batu di sungai. Ia membantu mengumpulkan batu-batu dari sungai dan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Namun, pekerjaan sebagai buruh pencari batu tidaklah stabil dan tidak memberikan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Oleh karena itu, Mbok Supat memutuskan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. Ia belajar membuat jamu dari sang adik dan memulai berjualan jamu gendong.
Ada beberapa macam jamu yang dijual seperti beras kencur, kunyit asem, paitan, Kunci suruh, temulawak dll. Selain berjualan jamu, Mbok Supat biasanya juga membawa dagangan yang lain seperti nasi tiwul dan ada beberapa macam lauk seperti oseng, sayur, dan sambal urap/gudangan.
Manfaat Jamu Tradisional
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Mengatasi masalah pencernaan