Mohon tunggu...
dewi anggraini
dewi anggraini Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu dan Pembelajar

Menebarkan kebaikan untuk mendapatkan banyak kebaikan pula. Bahagia itu pilihan dan bahagia harus dicari.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika "Resign" Jadi Pilihan

15 April 2021   17:20 Diperbarui: 15 April 2021   17:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika kondisi memungkinkan, ada baiknya mencoba mencari income tambahan tanpa harus keluar rumah, seperti mencoba menulis artikel/buku, berbisnis online, dan membuat usaha kuliner. Usaha-usaha ini bisa diawali dengan menyalurkan hobi kita masing-masing.

4. Mendengarkan Kata Hati Bukan Omongan Orang

Tidak sedikit para ibu ketika memutuskan resign jadi korban nyinyiran dari orang sekitar. Semua penilaian yang berkesan negatif langsung menghujani kita. Banyak orang yang tiba-tiba berubah menjadi juri dan komentator sehingga perasaan risih pastinya menghinggapi kita.

Tiba-tiba banyak bermunculan orang yang "maha hahu". Mereka sibuk menyalahkan kita karena keputusan yang diambil, dan menyayangkan kita harus resign. Dalam situasi demikian, ada baiknya kalau kita bersikap seolah-olah tidak peduli atau berpura-pura tidak tahu. Tanamkan prinsip bahwa yang mempunyai hidup adalah diri kita maka yang mengetahui baik dan buruknya adalah kita sendiri.

5.Totalitas Menjalankan Peran Sebagai Ibu

Umumnya, seorang wanita memutuskan resign dikarenakan alasan anak (keluarga). Jika demikian, hal yang seharusnya dilakukan adalah lebih fokus pada keluarga dengan menjalankan peran sebagai ibu akan lebih total dari memperhatikan, merawat, dan mengurus anak serta suami.

Dengan demikian, detail-detail urusan rumah tangga yang menjadi tanggung jawab ibu akan lebih terselesaikan. Mulai dari urusan anak di rumah maupun di sekolah, begitu juga dengan urusan suami saat di rumah, termasuk mendampingi anak saat belajar dalam kondisi PJJ seperti ini.

Adanya ibu di rumah akan makin menciptakan kondisi kelekatan antaranggota keluarga. Walaupun ada yang sambil melakoni usaha di rumah, keluarga tetap merasakan kehadiran kita sebagai ibu. Anak-anak  juga masih dalam pemantauan sehingga kita menjadi lebih tenang.

Tidak ada alasan lagi bagi para ibu yang memutuskan resign untuk ragu dan berkecil hati.   Justru, kita  harus lebih berbesar hati dan mantap atas keputusan itu. Saatnya menjadi ibu yang seutuhnya Mom.

(Ed. Haeriah Syamsuddin)  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun