Mohon tunggu...
Dewi Anggraini 19160054
Dewi Anggraini 19160054 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN DENGAN PROSES PENDIDIKAN SERTA PERMASALAHAN ANAK

1 Desember 2020   00:00 Diperbarui: 1 Desember 2020   00:10 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TEORI PERKEMBANGAN ERIK ERIKSON

Erik Erikson adalah seorang psikolog atau yang lebih dikenal sebagai pengembang psikososial, yang lahir di Jerman yang merupakan lingkaran asli dari lingkaran Freud di Wina. Lingkaran Wina sendiri merupakan suatu gerakan dibidang filsafat yang mempunyai beberapa tujuan salah satunya untuk menghapus suatu yang berlebihan atau proporsi-proporsi yang tidak dapat dibuktikan menurut prinsip-prinsip ilmiah. Setelah itu Erik mulai memodifikasi dan memperluas teori Freud lalu memperluas kelompok sosial dalam suatu perkembangan kepribadian, Erikson adalah pelopor dalam menggunakan penjelasan tentang rentang kehidupan, saat Freud mempertahankan, pengalaman asli pada masa anak-anak dapat membentuk suatu kepribadian, kemudian Erikson berpendapat bahwa perkembangan ego adalah seumur hidup.

  • Dalam teorinya Erik Erikson melakukan perkembangan psikososial yang meliputi delapan tahapan yang berhubungan erat dengan rentan kehidupan, seperti sosial, budaya, yang mana itu dapat mempengaruhi proses dalam perkembangan dari ego dan diri (self). Dikutip dari Buku Experience Human Development (perkembangan manusia) 8 tahap-tahap perkembangan berdasarkan teori Erik Erikson:
  • Basic trust vs mistrust ( lahir sampai 12-18 bulan)
  • Bayi mengembangkan persaan apakah dunia ini baik dan tempat yang aman. Keutamaan : harapan. Contohnya anak sudah mulai mampu merasakan keadaan disekitar mereka berdasarkan pemikiran dan rasa saat ditempatkan di lingkungan yang berbeda.
  • Autonomy vs shame and doubt (12-18 bulan samapi 3 tahun)
  • Anak mengembangkan keseimbangan, kemandirian, dan kemandirian atas rasa melalui keragu-raguan. Keutamaan : keraguan. Biasanya dalam hal seperti ini anak sudah mulai merasakan dan bisa berfikir secara tepat akan tetapi belum sempurna.
  • Initiative vs gulit (3-6 tahun)
  • Anak mulai mengembangkan inisiatif atau ide mereka saat mencoba aktivitas baru dan tidak dipenuhi oleh rasa bersalah. Keutamaan : tujuan. Anak-anak sudah mulai berfikir dan mencoba hal-hal baru tanpa menghiraukan apakah itu salah atau benar, yang terpenting disini adalah anak tidak takut untuk mencoba hal-hal baru dan mampu mengembangkan ide-ide serta mengeksplorasi diri mereka.
  • Industry vs inferiority (6 tahun sampai pubrtas)
  • Anak harus belajar ketrampilan dan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten. Keutamaan : ketrampilan. Dalam hal ini anak sudah mulai mengeksplorasi ketrampilan contohnya dalam minat bakatnya, tetapi masih sulit dalam beradaptasi.
  • Identity vs identity confusion (pubertas sampai dewasa muda)
  • Remaja harus bisa menentukan perasaan akan diri sendiri (" siapa saya ?") atau mengalami kebingungan mengenai peran. Keutamaan : kesetiaan. Dalam hal ini sifat kedewasaan dan pembeda baik buruk dalam diri anak sudah terbentuk, dan mampu untuk dapat berfikir tentang diri sendiri, namun masih belum memasuki tahap sempurna.
  • Intimacy vs isolation (masa dewasa muda)
  • Individu sudah bisa mencari komitmen dengan yang lain, jika tidak berhasil mungkin akan menderita dari isolasi dan penyerapan diri. Keutamaan : cinta. Dalam hal ini persaan yang ditimbulakan dalam usia remaja muda sudah mampu mengembangkan perasaan dalam dirinya dan dia sudah mampu belajar bertanggung jawab dan pemikirannya menuju kearah pertengahan dewasa.
  • Generativity vs stagnation (masa dewasa pertengahan)
  • Individu dewasa yang matang. Perhatian pada membentuk dan membimbing generasi selanjutnya atau yang lain merasa pemiskinan pribadi. Keutamaan : peduli. Contohnya ketika anak sudah memasuki usia dewasa ia sudah tau rasa empati terhadap orang lain.
  • Integrity vs despair (masa dewasa akhir)
  • Dewasa tua mencapai penerimaan terhadap hidup mereka sendiri, mengizinkan penerimaan terhadap kematian, atau yang lain merasa putus asa atas ketidakmampuan untuk menghidupkan kembali kehidupan. Keutamaan : bijaksana. Dalam masa dewasa akhir rata-rata mereka sudah lebih bisa menerima segala takdir yang ditentukan oleh tuhan.
  • Setiap tahapan pasti akan melibatkan apa yang disebut keaslian dari Erikson yang disebut dengan krisis dalam kepribadian. Dimana dalam tema yang didasarkan pada psikososial yang sangat penting dan akan tetap menjadi isu derajat sepanjang sisa kehidupan. Isu-isu ada berdasarkan jadwal pematangan, haruslah diselesaikan dengan melebihi ekspetasi untuk dapat mengembangkan pemikiran diri yang lebih sehat. Dalam setiap perkembangn dan harus bisa seimbang dari kecenderungan positif dan harus berkesinambungan dengan yang negatif. Untuk kualitas positif seharusnya harus bisa dominan agar derajat dan kulitas negatif dapat berkembang optimal. Teori yang dikemukakan oleh Erik Erikson merupakan teori yang penting karena menekankan pengaruh sosial, budaya, dan perkembangan diluar batas remaja.
  • HUBUNGAN TEORI PERKEMBANGAN DENGAN PROSES PENDIDIKAN SERTA PERMASALAHAN ANAK
  • Setelah mengetahui pendapat teori perkembangan dari Joen Piaget dan Erik Erikson dapat disimpulkan bahwa kedua proses memiliki keutamaan yang berbeda, jika dalam teori Joen Piaget lebih kepada perkembangan kognitif pada anak, dan sedangkan pada Erik Erikson mengacu pada aspek sosial, budaya, dan perkembangan diluar batas remaja.
  • Dalam proses pendidikan hubungan kedua teori perkembangan dalam bidang pendidikan mulai memasuki pola pikir yang dimana sudah mampu berfikir secara logis dalam menyesuaikan suatu masalah, contohnya seperti anak yang sudah memasuki dunia pendidikan mereka akan mampu memecahan masalah dalam proses belajarnya, entah itu tugas, atau masalah yang ada dalam lingkungan sekolahnya.
  • Selain itu dalam semua proses perkembangan yang terjadi pada setiap anak pasti juga berbeda-beda tergantung usianya, apalagi untuk masalah yang terjadi pada setiap anak pasti juga berbeda. karena tidak semua anak mampu melewati proses perekmbangnnya dengan baik, dan itu juga terjadi karena banyak faktor. Dalam teori Joen Piaget ada 4 yaitu 1) kematangan perkembangan dalam sususan saraf, 2) pengalaman dalam hubungan timbal balik antara organisme dan dunianya, 3) interaksi sosial dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, 4) kemampuan untuk mengatur diri sendiri dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Dan dalam teori Erik Erikson ada dalam sosial, budaya serta perkembangan batas remaja. Kesimpulannya adalah kodrat dalam setiap anak itu berbeda-beda etah itu dari perkembangan anak, sosial anak, bahkan lingkungan anak pasti semua akan berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun