Mohon tunggu...
Dewi Anggraini 19160054
Dewi Anggraini 19160054 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Proses Perkembangan Neonatal Anak-anak Akhir

30 November 2020   14:20 Diperbarui: 30 November 2020   14:28 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • Perkembangan Sosial Neonatal Anak-Anak Akhir
  • Perkembangan sosial neonatal merupakan kemampuan bagi anak yang baru lahir untuk bisa beradaptasi dan berinteraksi  dengan lingkungan barunya, karena pada saat bayi di dalam kandungan selama 9 bulan bayi hanya bisa  mengenal sebatas rahim ibu. Masa neonatal diawali dari kelahiran hingga berakhir pada saat bayi berusia 2 minggu. Pada saat ini pula bayi masih belum bisa berintraksi terlalu banyak karena bayi dalam perkembangan sosial neonatal tergolong dalam bayi yang baru lahir, perubahan  bayi neonatal sendiri paling besar terjadi 24-72 jam setelah dia keluar dari rahim, pada saat ini juga semua organ bayi mengalami penyesuian tetapi dalam penyesuain ini hanya pada sistem pernafasan, ginjal dan hepar (hati). Jadi dalam hal untuk dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan orangtua atau bahkan dengan lingkungannya dia hanya bisa menangis, selain itu bayi juga sudah bisa mempunyai rasa, contoh pada saat bayi sudah digendong dia akan merasa nyaman, saat dia menangis karena lapar dia hanya bisa merasakan ASI , hal seperti ini akan terus berkembang selama bayi sudah memasuki usia pertumbuhannya.
  • Pada usia ini bentuk interaksi bayi mungkin hanya bisa menangis saat merasakan lapar, menagis ketika mengantuk, menangis jika tidak nyaman. Akan tetapi pada saat itu bayi juga mampu untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan menagis ini merupakan cara bayi dalam memberikan respon atau dalam mendapatkan simpatik dari orang lain salah satunya ibu, menangis juga merupakan gerakan reflek asli bayi yang terjadi ketika udara masuk kedalam tali suara bayi dan kemudian mengasilkan suatu getaran yang berasal dari pita suara bayi. Selain itu pada saat bayi, menagis mampu memompa paru-paru yang bertujuan agar pernafasan lancar dan oksigen mampu mengalir ke dalam darah dengan maksimal.
  • Perkembangan yang mendukung masa neonatal anak-anak akhir
  • Keluarga (orangtua)
  • Pada masa anak-anak akhir orangtua sangat berpengaruh penting terhadap perkembangan anak mulai dari perkembangan fisik ataupun mental. Dalam perkembanagan sosial, orangtua juga mempunyai peran penting untuk mengembangkannya yaitu dengan cara berkomunikasi setiap harinya dengan anak, selain itu cara berinteraksi juga akan membuat anak belajar banyak dalam hal sosial, misal dalam memperkuat kosa kata anak. Mungkin dari usia 0- 28 hari anak belum mampu berkomunikasi, tapi dia mampu merespon dan sedikit mendengar segala bentuk ucapan atau komunikasi dari orang tua meskipun belum bisa sempurna, dan ketika anak menginjak usia 1-11 tahun anak sudah mampu berkomunikasi secara lancar sehubungan dengan proses pertumbuhan serta usia mereka.
  • Teman Sebaya
  • Untuk anak neonatal teman sebaya mungkin belum bisa setara dengan pertumbuhannya, karena yang kita tahu anak neonatal masih sangat kecil dan belum memahami arti teman sebaya. Tetapi untuk anak usia 1 tahun keatas mungkin sudah mengenal teman sebaya, akan tetapi belum dapat berinteraksi secara luas karena biasanya hanya sebatas main dan bertatap muka secara langsung, contohnya dalam masa anak-anak akhir teman sebaya adalah anak yang seumuran dengan mereka, dan proses pengenalan awal itu sudah mengajarkan anak bagiamana dapat berinteraksi dengan teman sebaya, dan itu mungkin menjadi tantangan tersendiri untuk anak belajar berkomunikasi, mengetahui sifat teman sebaya, dan sebagainnya.
  • Guru
  • Guru adalah seorang pengajar yang mengajari anak dari dia tidak bisa apa-apa sampai dia menjadi bisa, itu merupakan arti umum dan sederhananya. Anak usia 3-6 tahun biasanya sudah dapat bersekolah dan pada usia ini anak-anak sudah mengenal guru, karena guru yang mengajari anak dalam berbagai hal. Salah satunya bersosialisasi dan mengapa dalam hal pertumbuhan, guru juga berikut peran sebagai pengajar dan memiliki pengaruh penting pada masa anak-anak akhir, karena dengan anak yang sudah memasuki bangku sekolah dia akan mulai belajar berfikir tentang banyak hal yang tidak ia dapatkan dilingkungan sekitarnya.
  • Perkembangan Emosi (Neonatal Anak-Anak Akhir)
  • Emosi adalah reaksi tubuh untuk menghadapi situasi tertentu, sifat dan kemampuan emosi biasanya berhubungan dengan cara berfikir seseorang terhadap situasi. Awal perkembanagan emosi pada anak dapat dilihat ketika baru lahir, oleh karena itu kita dapat membuat rangsangan pada anak dengan membuat pengalaman yang menyenangkan dan secara otomatis mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Akan tetapi apabila kepercayaan diri yang dibangun dari awal sudah kurang, maka secara tidak langsung membuat perasaan penuh curiga dalam diri anak, mengapa demikian ? karena memang pada diri anak pengendalian emosinya belum stabil dan membuat anak cenderung bebas dalam mengendalikan sebuah emosi. Pada usia neonatal yaitu usia bayi yang baru berusia 0 (baru lahir) -- 2 minggu. Ingatan bayi baru lahir masih kabur, maksutnya adalah bayi yang baru lahir tidak mempunyai kesadaran akan lingkungan sekitar mereka, dan dalam perkembanagan emosipun masih belum bisa stabil, akan tetapi reaksi anak terhadap suatu hal yang menyenangkan biasanya ditandai dengan tubuh yang tenang, atau bisa juga suatu hal yang tidak menyenagkan akan ditandai dengan reaksi tubuh yang tegang.
  • Dikutip dari https://dosenpsikologi.com/tahap-perkembangan-emosi-anak dijelaskan bahwa pada bayi usia 3-4 minggu anak mulai menunjukan senyuman ketika  mereka merasa nyaman berada dilingkungannya. Dan diminggu ke 8, mereka akan selalu tersenyum pada orang-orang disekitarnya. Dan pada bulan ke 4-8 bulan anak akan mulai belajar mengekspresikan emosi didalam dirinya seperti marah, gembira, hingga takut.
  • Sesuai dengan perkembangan otak anak. Emosi pada bayi dapat berkaitan dengan tiga hal sentuhan, makanan, dan pelukan. Rasa gembira dan sedih bisa tergantung dari tiga hal tersebut, dalam sebuah penelitian juga menyatakan bahwa pada bayi berusia 6 bulan sudah bisa menyesuiakan dan memahami emoisnya sendiri. Lalu bagaimana cara orang tua untuk bisa mengatur emosi pada bayi, salah satu contoh dengan cara memberikan instrument musik yang menyenangkan dan membuat bayi merasa tenang dan musik juga mampu memberikan stimulus pada pemikiran bayi, atau juga dengan hal sederhana seperti mengajak bayi berinteraksi agar dia merasa tenang saat perasaan emosi muncul karena ada orang tua yang bisa mencoba menenangkannya.
  • Selain itu untuk masa anak-anak akhir hal ini juga sama seperti anak-anak neonatal tetapi yang membedakan hanya usia dan cara anak yang dapat memahami tentang emsoi, dalam proses anak-anak akhir mungkin akan jauh lebih paham akan bagiaman mengendalikan emosi meskipun belum sempurna, tetapi mereka sudah mengetahui emosi itu apa dan bagaimana cara mengendalikannya. Contoh sederhana saat anak menolak barang yang tidak dia suka mungkin dia akan merasa tidak nyaman dan emosi, lagi-lagi peran orang tua untuk dapat meredakan emosi anak nantinya akan ditiru oleh anak, dengan orang tua memberikan suatu pengetian, penjelasan pada anak secara sederhana, mungkin lambat laun anak akan mulai memahami atau dapat mengontrol emosinya sendiri, dan untuk mempelajari anak juga harus didampingi oleh orangtua agar kedepannya dapat terarah dengan baik.
  • Perkembangan Bahasa Neonatal Anak-Anak Akhir
  • Dalam bahasa untuk anak neonatal dibagi menjadi dua katagori yang pertama yaitu suara tangisan dan suara eksplosif (suara asli yang berasal dari bayi).

Menangis
Pada  masa neonatal atau juga disebut sebagai bayi baru lahir dengan usia yang cukup muda yaitu 0-2 minggu, menangis merupakan bentuk suara yang paling khas bagi bayi yang baru lahir. menangis juga merupakan gerakan reflek asli bayi yang terjadi ketika udara masuk kedalam pita suara bayi dan kemudian mengasilkan suatu getaran yang berasal dari tali suara bayi. Selain itu pada saat bayi menagis mampu memompa paru-paru yang bertujuan agar pernafasan lancar dan oksigen mampu mengalir ke dalam darah dengan maksimal. Selain itu, tangisan bayi juga memiliki nilai sosial. Tangis bayi merupakan respon pertama bayi dalam berkominikasi dengan orang terdekatnya yaitu ibu, selain itu dengan tangisan bayi akan merasa ketergantuan  terhadap lingkungan sekitar  agar dapat merespon apa yang mereka dengar dari tangisan bayi.

Eksplosif

Biasanya bayi yang baru lahir mengeluarkan suara eksplosif seperti napas yang berat.dilihat dari https://aksarasahaja.wordpress.com/2011/01/04/perkembangan-dan-pertumbuhan-anak-neonatal/ Suara itu merupakan ucapan tanda arti atau tujuan dan terjadi secara kebetulan kalau otot-otot suara mengkerut. Biasanya bunyi-bunyi ini disebut dengan "dekutan", "degukan" atau "dengkuran". Lambat laun bunyi-bunyian tersebut semakin kuat dan berkembang menjadi ocehan untuk selanjutnya berubah jadi bicara.

Selanjutnya dalam kemampuan berbahasa untuk anak-anak akhir mungkin sudah dapat berbicara tetapi masih belum lancar . apalagi untuk anak usia 1-2 tahun yang belum lancar dalam berbicara tetapi mereka sudah memahami dan sudah mengenal huruf vokal A,I,U,E,O. hal berbahasa pada perkembangan anak lambat laun akan terus berkembang sesuai dengan usia dan pertumbuhan masing-masing anak, yang mana dalam setiap anak berbeda pada tiap proses, pertumbuhan, serta perkembangannya.

Selanjutnya dalam proses belajar berbahasa pada anak usia neonatal (0-2 minggu) hingga anak-anak akhir (6-12 Tahun) dapat dilakukan dengan cara mengajak berkomunikasi, berinteraksi secara langsung, serta mengenalkan benda-benda disekitar mereka. Atau bisa juga dengan membelikan buku-buku yang memiliki warna, gambar yang dapat membuat anak tertarik untuk mempelajarinya, atau bisa juga dengan metode menyanyi dan mendengarkan lagu anak-anak. Pengajaran pada anak harus bisa membuat anak merasa semangat, nyaman dalam belajar, jangan samapai membuat anak menjadi tertekan karena itu akanmempengaruhi proses berfikir anak. Perkembangan Agama Neonatal Anak-Anak Akhir. Dalam syariat islam setiap bayi baru lahir sudah mulai dikenalkan dengan mengenal Tuhannya yaitu Allah SWT dan Agama Islam, yaitu ketika anak baru lahir harus di adzani telinga sebelah kanan dan diqomahi ditelinga sebelah kiri. Dengan tujuan agar anak mengenali tentang Tauhid sebagai tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan anak dimasa yang akan datang. Hal itu sangat penting karena akan berdampak kepada kepribadian anak. Anak diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang masih suci, kepribadian dan keyakinan anak tergantung orang tua untuk mendidik anak dari bayi hingga dewasa. Untuk awal pengajaran agama pada anak-anak akhir bisa dilakukan dengan cara membaca doa-doa harian seperti doa sebelum makan, doa sesudah tidur, dan sebagainya. Mungkin untuk awal-awal pengajaran akan sulit, tetapi jika dibiasan dan membiasakan untuk melakukan semua hal dengan berdoa, akan membuat anak juga tidak merasa terbebani, dan juga lakukan cara-cara yang menarik dan yang dapat membuat anak tidak merasa bosan, dengan belajar sambil bermain mungkin akan lebih efektif. Perkembangan Moral Neonatal Anak-Anak Akhir Moral adalah sopan santun yang dinilai dari perilaku atau tingkah laku seseorang, dalam bersosialisasi agar tercipta rasa saling hormat menghormati. Baik itu yang muda menghormati yang tua, atau menghormati perbedaan seseorang dari sudut pandang, kepercayaan, dan sebaginya. Menurut Kohlberg mengemukakan ada tiga tahap perkembangan moral, yaitu: 1. Tingkat moralitas prakonvensional, dalam tahap ini anak patuh atau penyesuaian terhadap kendali eksternal, contoh pada peraturan yang dibuat disekolah yang bertujuan agar dapat membangun karakter moral pada anak. 2. Tingkat moralitas konvensional, lebih mengarah kepada cara anak agar mampu menerima peraturan yang telah dibuat dan disetujui. 3. Tingkat moralitas pasca konvensional, anak sudah mulai memahami sebuah pembentukan moral pada diri anak tanpa harus membawa keegosian pada diri anak. Perkembangan moral pada anak- anak akan dapat diajarkan apabila anak sudah dapat mendengar, melihat, dan berbicara dengan sempurna. Pada usia 0-2 tahun anak mungkin masih belum dapat memahami apa itu norma, lalu kapan anak dapat memahami norma? Yaitu ketika anak sudah memasuki tahapan sekolah pada usia 3 tahun ke atas. Pengajaran moral pada anak usia dini mungkin juga bisa dilakukan dilingkungan keluarga contohnya, saat anak masuk rumah harus mungucapkan salam, ketika bertemu dengan orang yang lebih tua anak harus berjabat tangan, dan lain sebagainnya. Untuk dilingkungan sekolah biasanya dengan metode bercerita yang berhubungan dengan moral, kemudian setelah bercerita guru akan bertanya mengenai moral atau perilaku apa saja yang ada pada cerita tersebut. Secara tidak langsung anak akan meniru dan kemudian ia akan menerapkanya dalam kegiatan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun