Mohon tunggu...
Ambardewi
Ambardewi Mohon Tunggu... Dosen - Pecinta seni, buku dan musik

Menulis adalah selera... Mengembangkan ide yang menjadi sebuah tulisan yang menginspirasi adalah tabungan ilmu yang bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri melainkan untuk orang lain.. Jangan memenjarakan ide.... keluar,,, dan tulislah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penulis Amatir vs Profesional

25 Agustus 2018   01:02 Diperbarui: 25 Agustus 2018   01:42 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daves Computer Tips

Bagi sebagian orang, menulis dengan topik apapun merupakan hal yang mudah, karena memang sedari kecil kita sudah diajarkan bagaimana cara menulis dengan  menggunakan bahasa ibu. Kadang terpikirkan oleh saya pribadi mengenai pemikiran atau ide penulisan yang masih baru belajar bagaimana menjadi seorang penulis. 

Penulis yang masih noob (istilah slang untuk pemula atau pendatang baru) tentu masing meraba gaya tulisan apa yang cocok bagi pribadi mereka masing-masing, nah.. biasanya awalnya gaya penulisan tadi bergantung pada tingkat ketertarikan sang penulis noob kepada suatu hal, bisa berbau cinta, sains, humor, misteri, kuliner, traveling dan masih banyak lagi.

Saya pun masih tergolong kategori penulis yang noob. Seringkali saya bingung, mau menulis apa hari ini. Dengan alasan produktifitas, saya mem-push diri sendiri untuk setiap hari bisa menghasilkan sebuah tulisan. Minimal tentang apa yang sudah saya alami di hari itu. Tapi timbul pemikiran, jika saya benar-benar ingin menekuni dunia penulisan, tentunya jangan pernah merasa puas terhadap apa yang telah didapat di hari itu. Hmmm,, begitu juga dengan saya.

Fakta noob

Satu hari pernah saya mengikuti workshop tentang penulisan yang judulnya kurang lebih mengisyaratkan bahwa menulis itu mudah. Diasana diajarkan pola yang paling sederhana untuk membuat tulisan kita menjadi 'hidup'. Ya,, pokok bahasannya adalah tentang "hidup" dulu. Caranya mudah, cukup tiupkan ruh 5W 1H alias Asdikamba atau adik simba yang berarti sebuah akronim kata tanya, apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana , yang dianggap sebagai dasar pengumpulan informasi. Pernah dengar kan?

Jika ingin mengembangkan lagi, cari benang merah yang terdapat dalam ide tulisan tersebut kemudian tetapkan sasaran pembacanya. Dan masih banyak lagi tingkatannya. Kemudian kita juga belajar tentang bagaimana menulis yang didasari rasa profesionalisme dan kreatif, cara membuat draf, menyunting dan merevisi sebuah tulisan agar layak baca. Kecuali kalau tulisan kita hanya berakhir di buku harian saja, hehehe.

Kemampuan identifikasi tulisan

Ada satu yang menarik dari pengalaman saya, pada saat membaca sebuah artikel dimana isi dari tulisan tadi secara garis besar berisi "daging" semua alias berbobot, begitu saja saya menyebutnya, hanya dengan indikator dari sebuah tulisan tersebut yang isinya daging atau kulit atau hanya bulu, maka dengan itu kita juga tau bagaimana 'pengalaman' si penulis tadi dan secara tidak langsung kita dapat mengkategorikan dia adalah kategori noob atau pro.

Sebenarnya tidak ada batasan yang mengena antara noob dan pro tadi. Kalau yang pro, kita semua sudah tahu dengan sendirinya bahwa biasanya si penulis pro sudah mempunyai ribuan artikel, baik itu ilmiah maupun artikel ringan, buku, blog pribadi, jurnal dan isinya pun mengandung "daging" semua. Tidak lupa bahwa tulisannya selalu mudah dikenali dan mempunyai ciri tertentu. Kita sebagai pembaca bisa tahu saat membaca di paragraf pertama saja bahwa itu tulisan si "A" misalnya.

Pashion adalah ruh dari sebuah tulisan

Tidak ada kehidupan jika tidak ada oksigen. Bisa dikatakan seperti itu. Sama halnya dengan hasil sebuah tulisan yang baik dan layak baca. Harus ada pashion di dalamnya. Entah itu hobi ataupun hanya sekedar ingin berbagi ilmu pengetahuan kepada sesama. Asal ada pashion yang merupakan pintu gerbang dari lahirnya sebuah tulisan atau artikel yang baik mendorong kreatifitas dan produktifitas si penulis menjadi meningkat. Ambil kunci suksesmu! Ya,, rasa ketertarikanmu terhadap suatu hal!

Pemikiran bahwa menulis itu susah

Saran saya pribadi adalah jauhi pemikiran konyol tersebut. Buktinya dulu saat kita masih kecil, sudah terbiasa dengan menulis buku harian bukan? Malah di coret-coret, digambar bunga, mobil atau sesuatu yang menarik. Itu buktinya bahwa menulis itu mudah. Tinggal bumbui ide tulisan kita yang semula biasa saja menjadi luar biasa dengan hal-hal yang menarik minat diri sendiri dan juga pembaca. Entah itu dari judul artikel yang dibuat se-nyeleneh mungkin, bisa gaya bahasa yang disesuaikan dengan pembacanya, model tulisan yang disajikan dan masih banyak lagi.

"Naik pangkat,,,, naik pangkaaat,,,,"

Asyik juga memang saat kita berusaha mengejar impian untuk menjadi penulis pro. Dari noob, naik pangkat ke pro!

Mau itu noob atau pro, sebenarnya kembali lagi pada minat atau ketertarikan si penulis terhadap apa yang ia bidangi dan biasanya mereka selalu konsisten menukis pada bidang yang ia minati tadi. Tetapi tidak menutup kemungkinan si penulis menulis sesuai dengan suasana hatinya bahkan seringkali kita bisa merasakan bahwa tulisan yang dia buat merupaka tulisan hasil curahan hatinya.

Satu hal yang bisa dijadikan pelajaran, yaitu biarkan arah pena ini menari diatas kertas dan bebaskan ide ini se 'liar' mungkin. Dengan itu kita bisa menjadi penulis yang kreatif, bebas, netral tanpa adanya tekanan dan paksaan serta berprestasi. Impian menjadi penulis noobbyang bisa naik pangkat ke jabatan pro bukan suatu hal yang sulit.

Salam.

Penulis adalah pecinta buku, musik, olahraga serta tertarik membuat sebuah tulisan yang bermanfaat.

Keep Learning!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun