Scrolling (gulir) konten di media sosial bagi sebagian kalangan merupakan aktivitas menyenangkan. Tak sedikit yang betah menggulir konten di medsos hingga berjam-jam meski diingatkan para ahli bisa mengakibatkan brain rot alias menurunnya kemampuan fokus. Nah, selain gulir konten medsos, gulir yang juga menyenangkan yaitu gulir buku di perpustakaan digital.
Menjelang tidur aku punya aktivitas baru yaitu menggulir buku di perpustakaan digital. Melihat sampul buku dan membaca judul-judul buku itu menyenangkan. Apabila menemukan sampul buku yang menarik, aku langsung berhenti dan mengkliknya, memeriksa isi bukunya.
Meski banyak yang menyarankan agar tak menilai buku dari sampulnya, tapi harus kuakui aku mengagumi buku-buku yang punya sampul buku yang menarik. Kadang-kadang kubuat tangkapan layar untuk sampul buku yang unik tersebut dan kutunjukkan ke keponakanku yang ahli mendesain. Ia suka mengomentari desain sampul-sampul buku tersebut dan tahu mana yang lagi ngetren dan mana model sampul yang bakal terus disukai.
Selain  suka melihat-lihat sampul, aku juga suka tertarik dengan judul buku. Kadang-kadang ada buku yang sampulnya kurang menarik, tapi judul bukunya begitu menggelitik.
Membaca judul buku yang unik itu aku langsung tercenung dan berhenti menggulir. Kuklik thumbnail bukunya dan kubaca sinopsisnya. Apabila sinopsisnya juga menarik, maka aku akan memilih tombol pinjam.
Sayangnya jumlah buku di perpustakaan digital terbatas. Seringkali buku yang kuminati antriannya panjang. Ada yang sampai setahun dan aku belum dapat jatah antrian karena saking banyaknya peminat. Yaa.. kalau sudah seperti itu aku coba cari di aplikasi perpustakaan digital lainnya. Jika tidak dapat, ya terpaksa beli sendiri.
Keberadaan aplikasi perpustakaan digital seperti iJakarta, iPerpusnas, dan lainnya ini sangat membantu mereka yang gemar baca buku tapi tak punya bujet lebih. Ada begitu banyak buku yang bisa dipinjam gratis.
Nah setelah kuklik tombol pinjam, masalah lainnya yakni waktu baca. Karena kesibukan duniawi dan distraksi, akhirnya waktu membaca pun terasa terbatas. Kelamaan membaca, eh sudah waktunya mengembalikan buku. Duh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI