Nah pada saat itu di Toapekong Kali sedang ada yang berdoa dan kemudian melepas lele. Itu merupakan tradisi Fangsheng atau pelepasan kehidupan. Maknanya membantu satwa yang terancam dibunuh.
Elsa kemudian bercerita tentang sejarah China Benteng di mana pada gelombang pertama kedatangan bangsa China berkaitan ekspedisi Cheng Ho. Pada masa Belanda kemudian didirikan benteng untuk mencegah serangan Kesultanan Banten. Daerah sekitar Benteng kemudian disebut daerah Benteng.Â
Sekarang bentengnya sudah tidak ada. Menurut kabar tahun 1800an kondisi benteng sudah tak terawat. Di dalamnya ada gereja, kamp militer, gudang senjata, dan lain-lain.Â
Ekonomi warga Benteng lebih makmur dari berdagang. Di luar Benteng disebut Udik. Tradisi lebih terjaga di daerah Udik.Â
Bahasa China Benteng lebih ke Hokkien, tidak bisa berbahasa Mandarin. Kulitnya lebih hitam. Sedangkan baju pengantin perempuan seperti akulturasi dengan Sunda dan adat Betawi.Â
Setelah beristirahat sejenak kami menuju Roemboer yang berhadapan dengan rumah Oey Kim Tiang. Roemboer - Tangga Ronggeng merupakan rumah burung walet. Rumahnya memiliki ciri khas arsitektur Tionghoa dari ukiran dan lampion.Â
Bangunan ini didirikan tahun 1800-an. Lalu sempat menjadi sarang burung walet. Setelah dibeli oleh Udaya Halim yang juga pemilik Museum Benteng Heritage, bangunan ini dipugar dan sempat menjadi restoran di lantai dasar. Namun, kemudian tutup sejak pandemi.Â