Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Dr Samsi (1952): Debut Ratna Asmara Sebagai Perempuan Sutradara

30 Maret 2025   16:57 Diperbarui: 2 April 2025   21:40 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang perempuan berkebaya dan berkerudung berjalan pada malam hari dengan menggendong bayi. Ia adalah Sukaesih (Ratna Asmara) yang berniat membawa anaknya ke klinik yang dikelola dr. Samsi. Cerita tentang bayi Sukaesih dan dr Samsi ini menjadi inti cerita film berjudul Dr. Samsi yang dirilis tahun 1952.

Film berjudul Dr. Samsi ini merupakan debut Ratna Asmara sebagai perempuan sutradara pertama di Indonesia. Naskah Dr. Samsi awalnya adalah naskah sandiwara teater karya Andjar Asmara yang laris dipentaskan hingga ke mancanegara hingga ke Burma dan India.

Dr. Samsi sesuai judulnya berkisah tentang seorang dokter bernama Samsi yang memiliki hubungan gelap dengan perempuan bernama Sukaesih. Suatu ketika Sukaesih meninggalkan anaknya di klinik yang dikelola dokter tersebut.

Oleh karena anak dr. Samsi dari istri sahnya meninggal hari itu dan kedua bayi itu mirip, maka dirawatlah bayi Sukaesih tersebut dan diberi nama Sugiat. Istri dr. Samsi tidak begitu curiga ketika melihat bayinya agak sedikit berbeda perawakannya.

Konflik bermula ketika Leo, eks asisten klinik dr. Samsi, terlilit utang. Ia adalah suami Sukaesih di mana keduanya mulai bertemu saat Sukaesih meninggalkan bayinya. Ia kemudian mencoba memeras dr. Samsi dengan informasi bayi tersebut.

Nampak sosok Ratna Asmara yang berperan sebagai Sukaesih di film Dr. Samsi (sumber gambar: MUBI) 
Nampak sosok Ratna Asmara yang berperan sebagai Sukaesih di film Dr. Samsi (sumber gambar: MUBI) 


Bisa Saksikan Situasi Jakarta Tahun 1950an
Cerita film Dr. Samsi ini tergolong fresh pada masa itu. Pada tahun-tahun tersebut, sineas film banyak menggarap film-film dengan tema perjuangan. Akan tetapi Ratna memilih memboyong Dr. Samsi yang lebih kental nuansa dramanya.

Film drama ini memiliki bumbu komedi dan ketegangan. Bumbu komedinya selintas mengingatkan pada gaya Srimulat, yang kental dengan olok-olokan antar asisten rumah tangga. Selain diisi dengan lagu-lagu yang dibawakan pemain, film ini juga disemarakkan dengan tarian muda-mudi.

Dengan menyaksikan film Dr. Samsi ini penonton seolah-olah diajak ke situasi Jakarta pada tahun 1950-an. Di rumah-rumah keluarga yang kaya lazim diadakan pesta dengan musik dan tarian. Dialognya relatif menggunakan bahasa Indonesia baku, dengan kata-kata yang jarang didengar seperti 'tempo-tempo' yang sekarang lebih umum dengan istilah 'jalan-jalan'.

Tayang perdana setelah proses digitasi di Amsterdam (sumber gambar: Umi Lestari) 
Tayang perdana setelah proses digitasi di Amsterdam (sumber gambar: Umi Lestari) 

Jakarta dalam film ini masih asri, banyak pepohonan dan jalanan lebar yang relatif lengang. Kliniknya masih jadul dengan meja pendaftaran dan bangku panjang. Masih ada sungai bersih yang bisa dilalui warga dengan sampan.

Pengambilan gambarnya tergolong progresif untuk masa itu. Ada adegan di mana kamera bergantian menyorot suasana pesta dan pertengkaran di sebuah ruangan. Kedua adegan silih-berganti ini terasa kontras.

Dari sisi pemain, jajaran pemainnya yang terdiri dari Awaludin, Djuwita, Moh. Said, Rd.Ismail, R.A Sundari, dan Udjang tampil luwes. Sayangnya Ratna Asmara malah kurang cemerlang dalam memerankan Sukaesih. Ia nampak canggung berperan sebagai Sukaesih. Ada beberapa adegan yang sorotan matanya nampak bingung dan kosong. Kemudian di adegan lainnya, karakternya malah nampak judes dan angkuh, kontras dengan karakter Sukaesih di awal-awal film.

Di luar kekurangan tersebut, film ini penting untuk ditonton untuk mengetahui perkembangan film Indonesia dari masa ke masa. Oh iya ada sisipan tembang Keroncong Kemayoran dalam film ini. Cikini dan Gondangdia juga disebut-sebut dalam film ini. Nama Ratna Asmara di awal film disebut sebagai regi yang merupakan kependekan dari register.

Kenal lebih dalam dengan Ratna Asmara (dokpri) 
Kenal lebih dalam dengan Ratna Asmara (dokpri) 

Kondisi Film Dr. Samsi yang Memprihatinkan
Kami menyaksikan film Dr. Samsi di rangkaian acara Muspen Talk: Behind the Lense Ratna Asmara sebagai peringatan Hari Film Nasional 2025. Karena diputar di akhir acara dan gambarnya tidak benar-benar jernih, tidak banyak penonton yang bertahan hingga film selesai diputar.

Kondisi kopi film Dr. Samsi memang memprihatinkan sehingga kemudian dilakukan proses reparasi agar generasi mendatang tetap bisa menyaksikan film ini. Ketika organisasi Liarsip dan pihak Sinematek memeriksa kopi film ini nampak kerusakan parah karena kelembapan dan juga ada kopian negatifnya yang hilang.

Proses reparasi ini melibatkan Liarsip, Perpusnas, Sinematek, dan ANRI. Firdaus dari Sinematek berujar bahwa beberapa reel negatif sudah tidak ada. Lapisan pelindung reel sudah mengkristal dan banyak jejak kelembapan.

Proses digitasi Dr Samsi melewati proses panjang. Diawali dari inspeksi lalu reparasi kemudian alih media dengan menggunakan mesin scanner baru sinkronisasi. Setelah inspeksi makan proses selanjutnya adalah reparasi oleh tim yang terdiri dari Aditya Martodiharjo, Lisa, dan Efi Sri Handayani melakukan reparasi film.

Saat proses reparasi terlihat bawah reel emulsi sudah rapuh, ada yang kondisi reel keriting, ada bagian yang sobek lalu disambung. Kemudian juga ada sindrom cuka.

Pada saat proses scanning, M. Taufiq Marhaban melakukan metode scanning mundur untuk meminimalisasi frame yang tidak stabil. Kemudian ada peran dari Minikino untuk melakukan transkrip dialog yaitu Cika dan Fira.

Komiker bersama tim Liarsip yang ikut mereparasi Dr. Samsi (dok.KOMiK/Amelia) 
Komiker bersama tim Liarsip yang ikut mereparasi Dr. Samsi (dok.KOMiK/Amelia) 


Akhirnya diputuskan tidak melakukan digital cleaning untuk Dr. Samsi supaya orang tahu kondisi film seburuk itu. Film diputar perdana di Eye Film Museum Amsterdam tahun 2022 dan mendapat respon positif dari penonton.

Saat ini film Dr. Samsi masih diputar terbatas di beberapa tempat. Kalian sebagai pecinta film Indonesia disarankan untuk menyaksikan film ini untuk mendapatkan wawasan dan gambaran sejarah film nasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun