Hari ini menunya serba labu. Masih ada labu seperempat di kulkas yang bisa kuolah untuk dua waktu makan, berbuka puasa dan sahur.
Kudidihkan air di panci sedang. Kukupas kulit labu yang tebal dan keras. Ah bagian mengupas ini bikin aku memahami makna dari sabar.
Setelah berhasil kukupas, kupotong-potong labu menjadi kotak-kotak. Kucuci dan kutiriskan, lalu kumasukkan ke air yang telah mendidih. Kumasukkan gula merah di dalamnya. Ketika labu  mulai setengah matang, kumasukkan susu bubuk  dan santan. Kuaduk-aduk hingga matang. Jadilah kolak labu.
Hari ini khusus masakan labu. Sebenarnya aku ingin menyantap nasi goreng juga untuk berbuka. Namun, dari pengalaman beberapa hari sebelumnya, itu hanya sekadar lapar mata. Jika masih lapar, aku bisa menyantapnya nanti seusai tarawih.
Pada hari berbuka puasa di masjid, aku ingat kami mendapatkan empat jenis kue dan beberapa kurma. Kami juga disediakan es kelapa muda segelas.
Baru menyantap lontong sayur dengan sambal kacang, disusul tahu isi perutku sudah kenyang. Sebagai penyegar, aku meminum es kelapa muda dengan perlahan-lahan. Aku merasa perutku begitu penuh dan kenyang.
Alhasil setelah tarawih, aku hanya menghabiskan dua jenis kue, sosis solo dan kue karamel. Aku tidak makan nasi sama sekali karena masih merasa kenyang.
Kadang-kadang rasa lapar membuat lapar mata. Rasanya ingin makan ini dan minum itu. Padahal setelah minum teh manis hangat dan kue rasanya sudah cukup untuk membatalkan puasa. Setelah beberapa saat baru deh makan berat secukupnya.