Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tua Muda Nikmati Pentas Sengkuni Gugur oleh Wayang Orang Bharata

12 Mei 2024   13:49 Diperbarui: 12 Mei 2024   21:20 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awal muka pertemuan Pandu dengan Haryo Suman alias Sengkuni. (Dokumentasi Pribadi)

Semenjak gedung pertunjukan Wayang Orang Bharata usai direnovasi pada tahun 2023, para seniman yang bergabung dalam Wayang Orang Bharata mulai rutin mengadakan pementasan. Apalagi menjelang hari jadi Wayang Orang (WO) Bharata ke-52 yang jatuh pada 5 Juli 2024. Tadi malam (11/5), aku beruntung menjadi salah satu penonton pementasan wayang orang berjudul Sengkuni Gugur.

Sekitar pukul. 19.30 WIB, gedung pertunjukan WO Bharata mulai ramai oleh pengunjung. Pengunjungnya dari berbagai generasi, dari yang tua, dewasa, remaja, hingga yang masih anak-anak. Bangku-bangku penonton mulai penuh terisi menjelang pementasan yang dimulai pukul 20.00 WIB.

Ini kali pertama nonton wayang orang di gedung Wayang Orang Bharata. (Dokumentasi Pribadi)
Ini kali pertama nonton wayang orang di gedung Wayang Orang Bharata. (Dokumentasi Pribadi)
Cerita pentas kali ini berjudul Sengkuni Gugur. Tokoh Sengkuni sangat populer di dunia pewayangan karena ia adalah otak di balik peristiwa Bharatayuda yang banyak menimbulkan korban jiwa. Ia adalah tokoh yang cerdik dan licik sehingga pihak Pandu dan keturunannya sering mengalami kemalangan.

Dalam pementasan ini penonton diajak mengenal sosok Sengkuni saat masih dikenal dengan nama Haryo Suman. Ia masih seorang pemuda yang sehat dengan wajah yang lumayan tampan. 

Ia dan saudarinya, Dewi Gandari, diceritakan mulai memutuskan untuk membuat Pandu dan keturunannya bernasib sengsara karena Destarata memilih Dewi Gandari sebagai istrinya. Dewi Gandari sakit hati karena ia ingin diperistri Pandu, sementara Haryo Sukman berharap Dewi Kunti jadi istrinya.


Haryo Suman bersiasat sehingga Patih Gandamana hampir tewas dikeroyok pasukan buto Pringgondani. (Dokumentasi Pribadi)
Haryo Suman bersiasat sehingga Patih Gandamana hampir tewas dikeroyok pasukan buto Pringgondani. (Dokumentasi Pribadi)

Mulailah satu demi satu siasat licik diluncurkan oleh Haryo Suman. Ialah buang keladi sejumlah kemalangan Pandu dan keturunannya. Ia tak kapok meski tubuh dan wajahnya dibuat cacat oleh mantan patih Astina, Gandamana, yang difitnah olehnya.

Dialog sebagian besar dibawakan dalam bahasa Jawa krama inggil, kecuali bagian goro-goro yang disampaikan dalam Jawa ngoko. Bagian goro-goro ini menjadi penyegar dan penurun tensi ketegangan. Bagong, Gareng, dan Petruk membuat penonton tertawa dengan banyolannya.

Bagian goro-goro oleh trio Gareng, Bagong, dan Petruk lucu tapi kepanjangan. (Dokumentasi Pribadi)
Bagian goro-goro oleh trio Gareng, Bagong, dan Petruk lucu tapi kepanjangan. (Dokumentasi Pribadi)

Namun sayangnya durasi bagian goro-goro ini kepanjangan. Aku mulai bosan karena gurauannya diulang-ulang dan jarum jam sudah melebihi pukul 22.00 WIB. Selain itu tensi ketegangan yang telah terbangun jadi turun sedemikian rupa sehingga mood menonton pun mulai menurun.

Tapi untunglah cerita langsung berlanjut ke adegan yang epik di mana Eyang Semar dan Kresna hadir memberikan wejangan ke Pandawa tentang pemilihan panglima perang untuk menghadapi Sengkuni. 

Sengkuni meskipun kesaktiannya di bawah Pandawa, namun memiliki ilmu kebal karena pernah membalurkan minyak tala, warisan Pandu, ke seluruh tubuhnya.

Bagian ketika Semar dan Kresna muncul hingga penunjukkan Bima untuk menghadapi Sengkuni di sini bagian yang epik. (Dokumentasi Pribadi)
Bagian ketika Semar dan Kresna muncul hingga penunjukkan Bima untuk menghadapi Sengkuni di sini bagian yang epik. (Dokumentasi Pribadi)

Menurutku bagian ini salah satu yang epik dan haru. Demikian juga adegan ketika Werkudoro alias Bima dengan berani beradu kesaktian dengan Sengkuni.

Pemeran Sengkuni salah satu yang kuberikan aplaus meriah. Ada dua pemeran Sengkuni, Sengkuni muda dan Sengkuni tua. Bagian transformasi Haryo Suman yang tampan beralih ke Sengkuni yang buruk rupa nampak meyakinkan. Pemeran Sengkuni tua juga memberikan performa yang apik. Ia lincah dan tangkas bertarung dengan Bima, dengan koreografi yang apik.

Setiap penampil di sini berakting dan menari dengan luwes. Make up dan kostumnya pas, sehingga ketika melihat desain kostum dan aksesorinya penonton langsung tahu tokoh yang diperankan.

Tata panggung dan tata pencahayaan juga pas. Transisi ketika berganti latar tempat dan waktu juga halus. Aku paling suka ketika pemeran Sengkuni muda dan tua berdiri dengan posisi bertolak belakang dan kemudian berjalan memutar dengan posisi Sengkuni tua kini menghadap ke depan penonton. Sehingga penonton paham bahwa cerita berjalan sekian tahun kemudian.

Pemeran Sengkuni tua dan muda patut mendapat aplaus meriah. (Dokumentasi Pribadi)
Pemeran Sengkuni tua dan muda patut mendapat aplaus meriah. (Dokumentasi Pribadi)
Musiknya full gamelan dan karawitan. Musik juga disumbang oleh beberapa tokoh yang juga pandai bernyanyi.

Wah aku jadi ingin suatu saat nonton lagi pertunjukan wayang orang. Salam budaya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun