Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jelajah Situs Heritage Jepara: Benteng Portugis dan Pertapaan Kalinyamat

7 Juni 2023   10:20 Diperbarui: 7 Juni 2023   19:22 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silsilah Ratu Kalinyamat (dokumen pribadi) 

Replika meriam menghadap ke perairan. Ada Pulau Mandalika di seberang (dokumen pribadi) 
Replika meriam menghadap ke perairan. Ada Pulau Mandalika di seberang (dokumen pribadi) 

Aku kecewa. Jauh-jauh ke sini aku tak mendapatkan apa-apa. Tak masalah situsnya hanya berupa reruntuhan, tapi tak ada papan informasi dan apapun yang bisa memberikan wawasan. 

Ooh aku sudah kecewa beberapa kali dengan Jepara. Pantai-pantai yang cantik dan potensial seperti Pantai Bandengan, Pantai Kampung Prau, dan Pantai Kartini dibiarkan semrawut dan nampak kumuh, kini situs sejarahnya juga dibiarkan mangkrak, hanya sebatas lokasi piknik dan berfoto-foto. 

Akhirnya informasi kudapatkan dari browsing internet. Rupanya benteng ini didirikan pada abad ke-17 semasa Sultan Agung berkuasa. Ia berniat mengalahkan VOC dan meminta bantuan pasukan Portugis untuk mengawasi pantai utara Jawa Tengah. Seperti halnya benteng pada umumnya, ada meriam, menara pengawas, dan ruang untuk menyimpan mesiu. 

Ada rumah pohon yang juga sudah kurang terawat (dokumen pribadi) 
Ada rumah pohon yang juga sudah kurang terawat (dokumen pribadi) 

Dari info yang kudapat, pasukan Portugis kalah oleh VOC, sehingga benteng pun ditinggalkan. Selanjutnya benteng ini sempat digunakan oleh Jepang. Tapi entah kenapa benteng ini rusak sedemikian parah. 


Kami tak berlama-lama di sini. Tujuan berikutnya ke Pertapaan Ratu Kalinyamat yang lokasinya tak jauh dari benteng. Tak sampai 30 menit kami sudah tiba.Pertapaan ini juga disebut sebagai Pertapaan Sonder karena lokasinya di Dukuh Sonder. 

Lagi-lagi kami tertegun. Kompleks pertapaan ini nampak kurang terawat. Namun tempatnya yang adem dan dekat dengan sungai membuatku teringat dengan Candi Sumberawan dan Malam Tuanku Imam Bonjol. Seandainya lebih tertata, maka kompleks pertapaan ini akan asri dan jauh dari kesan 'singup'. Apalagi bakal didirikan mushola di kompleks tersebut. 

Nampak singup lokasi pertapaannya (dokumen pribadi) 
Nampak singup lokasi pertapaannya (dokumen pribadi) 

Kami mengobrol dengan penjaga di sana. Ia memperbolehkan kami untuk berkeliling melihat-lihat seisi kompleks. Ada ruangan yang dulu digunakan Ratu Kalinyamat untuk bertapa, lalu ada tempat yang digunakan peziarah untuk berdoa kepada Tuhan YME, sungai, kamar mandi, dan tempat berwudhu. 

Selanjutnya kami masuk ke sesi yang kusukai, yakni mendengarkan cerita.Tak ada papan informasi, hanya papan berisi silsilah sang ratu dari Majapahit, Campa, dan Nabi Muhammad SAW. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun