Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita-cerita Naik Becak

23 Agustus 2022   02:20 Diperbarui: 23 Agustus 2022   02:24 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku banyak terbantu oleh becak (sumber gambar: pixabay.com/mufidpwt) 

Dulu naik becak rasanya menyenangkan. Kami pergi jauh entah ke mana, lalu pulang berbecak.

Aku juga suka berbecak jika bersama ibu ke pasar. Kami berangkat berjalan  kaki. Lalu ibu akan membeli tanaman lalu kami pulang berbecak.

Di Surabaya dulu sangat jarang ojek pengkolan. Aku yang sedang liputan tak punya kendaraan. Di sebuah daerah, sulit didapat angkutan. Akhirnya aku naik becak, ke sana ke sini ke sebuah tempat tak kukenal.

Aku mendapat banyak foto, cerita, dan pengalaman menjelajah daerah tak kukenal. Sampai kini aku lupa daerah mana di Surabaya itu yang kujelajahi dengan becak.

Dulu saat jadi kuli tinta, aku sering pulang malam. Angkutan sampai kosan sering tak ada. Paling malam muncul sampai jam sembilan di terminal. Di atas jam tersebut, aku naik yang ada saja.

Angkutan yang sering ada biasanya masih jauh dari kosan. Jalan kaki akan rawan karena jauh dan gelap. Saat itulah aku terbantu dengan becak.

Dua kali naik angkutan, tak juga sampai di kosan. Kosan begitu jauh dari tempat kerja.  Namun aku malas pindah karena sudah nyaman. Dua kali naik angkutan plus becak baru sampai kosan. Sampai di kamar sekitar pukul sebelas malam. Begitu hampir setiap harinya. Kadang-kadang lewat tengah malam.

Suatu kali becak begitu sepi, entah ke mana semua. Hanya ada satu dan sedang tidur lelap. Aku membangunkannya dengan tak enak. Ia nampak terkejut melihat ada perempuan malam-malam naik becak. Namun ia tetap mau mengantar. 

Aku berterima kasih sangat padanya. Berterima kasih banyak-banyak atas bantuannya. Aku diantar dan merasa aman berbecak, hingga kemudian aku punya kawan yang suka mengantarku pulang.

Di Jakarta aku tak pernah bertemu becak. Becak sudah tenggelam di dasar lautan. Becak di Jakarta adalah bajaj. Dulu saat di Cempaka Putih aku juga jadi kawannya.

Ketika kembali ke Malang aku menemukan becak motor. Biasanya ada di Stasiun Kota Baru. Hanya mereka sering bermasalah dengan polisi karena dianggap angkutan tak sesuai peraturan lalu lintas. Aku pernah menggunakan jasanya, keliling Malang dari Museum Bentoel hingga Museum Musik. Lagi-lagi aku terbantu dengan becak, mereka lebih terbantu karena menggunakan mesin, tak harus mengayuh sekuat tenaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun