Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lewat Ekonomi Inklusif, Perekonomian Terbantu untuk Pulih dan Bangkit

1 Agustus 2022   00:00 Diperbarui: 1 Agustus 2022   00:07 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo G20 Presidensi Indonesia 2022 (sumber: kompas.com) 

Ada fenomena menarik selama krisis moneter dan krisis akibat pandemi berkepanjangan ini. Rupanya banyak perempuan di Indonesia yang menjadi penggerak untuk ke luar dari krisis ekonomi yang menimpa keluarganya.

Ketika si kepala rumah tangga mengalami pemutushubungan kerja, para wanita dengan kreativitas dan ketekunannya mengambil alih posisi pencari mata pencaharian dengan memanfaatkan ilmu dan kreasi yang dimilikinya. Mereka mengolah makanan untuk dijual, menjual tanaman, dan memanfaatkan limbah untuk diolah menjadi benda kerajinan yang bernilai.

UMKM juga menjadi salah satu penggerak roda perekonomian. Mereka tetap berupaya untuk bangkit dan beroperasi selama pandemi.

Namun memang tak semua perempuan dan UMKM memiliki akses untuk menikmati layanan dan jasa keuangan, seperti pembiayaan, perbankan, literasi dan edukasi digital marketing dan lainnya.

Oleh karenanya agar terwujud ekonomi inklusif maka Bank Indonesia, perbankan di Indonesia dan pihak-pihak lainnya yang terkait telah melakukan sejumlah upaya untuk mendorong inklusi ekonomi. Bukan hanya kepada perempuan dan UMKM, namun juga kepada para pemuda dan penyandang disabilitas.

Oleh karena nyatanya tak sedikit pemuda dan penyandang disabilitas yang juga belum tersentuh oleh akses keuangan dan mendapat literasi tentang teknologi keuangan. Padahal mereka adalah termasuk tenaga kerja produktif dan sering memiliki ide kreatif. 

Para penyandang disabilitas juga saat ini memiliki kesempatan lebih luas untuk bekerja, baik sektor nonformal maupun sektor formal. Dengan demikian semua orang, setiap lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi dan mendapatkan akses ke layanan keuangan.

Jika diperhatikan saat ini Bank Indonesia, perbankan, jasa keuangan, dan lembaga-lembaga lainnya kerap memberikan edukasi dan literasi keuangan, juga literasi tentang teknologi keuangan dan teknologi digital.

Dengan diberikan literasi dan edukasi tentang keuangan, teknologi keuangan dan teknologi digital maka mereka bisa menjangkau konsumen dari mana saja. Mereka bisa memperluas pangsa pasar mereka dan mengetahui bagaimana cara menjual dengan memanfaatkan marketplace dan metode digital marketing lainnya.

Adanya literasi keuangan dan  teknologi keuangan akan membuat mereka paham cara mengelola pemasukan dan pengeluaran. Mereka bisa diajarkan cara menyisihkan pendapatan untuk menambah modal dan lainnya. Adanya open banking juga turut mendukung ekonomi dan keuangan inklusif.

Satu hal yang saya lihat sangat membantu terwujudnya ekonomi inklusif adalah fitur QRIS. Saat pulang kampung halaman, saya melihat hampir semua counter makanan di tempat istirahat dan lainnya menyediakan akses pembayaran melalui QRIS, di mana mudah diakses oleh eWallet dan perbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun