Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerpen | Imam dan Zakat

10 Mei 2021   07:33 Diperbarui: 10 Mei 2021   07:34 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen tentang zakat (dokpri dibuat dengan Canva)

"Bayar dengan beras saja boleh kan Bu?" tanyanya.

"Ya, boleh. Itu beras Ibu banyak. Tapi Kamu kuat bawa untuk empat orang? Sepuluh kilogram, totalnya." Ibunya dengan cepat mengitung di luar kepala.

"Bisalah Bu..." jawabnya.

Zakat adalah salah satu kegiatan terpuji. Zakat berdasarkan bahasa itu adalah bersuci, bersih, tumbuh, dan juga berkah. Sama halnya dengan berwudlu sebelum sholat, fungsi zakat juga untuk bersuci.

Harta kita perlu dizakatkan karena di dalamnya ada hak fakir miskin dan tujuh golongan penerima zakat lainnya. Sementara bersuci menurut Badan Amil Zakat Nasional itu separuh dari keimanan.

Imam mengangguk-angguk menyaksikan kultum di teve sebelum adzan Maghrib berkumandang. Keempatnya, bapak, ibu, Imam, dan adiknnya duduk di meja makan, sementara teve menyala.

"Andaikata simpanan Imam sudah capai nishab, bisalah sekalian berzakat mal," ayahnya mengingatkannya saat mereka bersantap hidangan berbuka puasa.

Imam terdiam. Gajinya selama ini pas-pasan. Dari gajinya yang senilai UMR, ia memberikan seperempatnya ke ibunya. Kira-kira yang bisa ditabungnya per bulan hanya Rp 1-1,5 juta. Kata teman-temannya, angka tabungannya itu sudah besar. Mereka salut Imam masih bisa menabung dan jumlahnya lumayan.

Jika dihitung-hitung sudah lima tahun Imam bekerja. Simpanannya lumayan, meski selama delapan bulan, penghasilannya tak pasti saat bergabung ke ojol. Kata-kata Bapak itu membuatnya merenung.

Keesokan harinya ia lupa membawa beras. Ia buru-buru ke masjid setelah adzan Isya berkumandang. Perutnya tadi mulas karena kebanyakan makan sambal saat berbuka puasa.

Masjid tempatnya mengadakan tarawih dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua jamaah dan imam mengenakan masker. Shafnya juga diatur sehingga berjarak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun