Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lulusan Teknik Informatika Kerja Jadi Wartawan? Bisa!

6 April 2021   17:00 Diperbarui: 7 April 2021   15:20 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dulu suka banget jika tulisanku dimuat. Sampai pernah kukliping (sumber gambar: Pixabay/Moritz320)

Hingga suatu ketika aku dimutasi ke bagian kesehatan. Aku jadi sering berkeliling dari rumah sakit ke rumah sakit. Biasanya setelah berkeliling, aku menuju ke UGD, bagian anak, dan terakhir di kamar mayat. Ya, di area sekitar kamar mayat adalah tempatku nongkrong dan beristirahat sejenak.

Tempat ini adalah area yang berkesan. Ibu dan kakak suka cemas bila keduanya menelpon dan aku sedang berada di sini. Sama halnya ketika dulu aku berada di pub dan hiburan malam untuk meliput, kenapa harus ke sana?

Di area kamar mayat, aku mendapat ijin dari petugas untuk memeriksa daftar kematian. Biasanya aku memeriksa polanya. Jika banyak kasus meninggal karena DBD maka itulah yang harus kuinvestigasi. 

Lalu aku juga memeriksa kasus-kasus kematian yang tak wajar. Biasanya ada sangkut pautnya dengan kasus bunuh diri dan kasus lainnya.

Ketika berada di pos kesehatan, aku sering berkontak dengan teman-teman dari pos kriminal. Oleh karena kadang-kadang korban tindakan kriminal juga dilarikan ke rumah sakit. Oh aku tak suka dengan bagian ini, melakukan wawancara ke keluarga korban yang sedang berduka. 

Bagian lainnya yang juga tak kusukai adalah melakukan wawancara ke korban perkosaan. Sebagai perempuan, aku berempati dan ikut merasai duka mereka. Aku berharap temanku yang melakukan wawancaranya.

Di area kamar mayat aku berteman baik dengan para petugas di sana, termasuk sopir mobil jenazah. Ada berbagai cerita lucu dan seram yang kudapatkan dari mereka. Ada kalanya aku juga dapat bahan berita dari mereka. 

Aku juga pernah diajak kondangan ke rekan salah satu wartawan yang eks pos kesehatan. Eh kami datang berombongan dengan mobil jenazah, bikin heran warga setempat.

Untungnya surat kabar tempat aku bekerja tak suka gambar mengerikan. Jadi aku tak perlu memotret korban, tapi beberapa wartawan koran kriminal melakukannya. Ada seorang wartawan kriminal yang takut melihat mayat. Ia membujukku untuk membantunya memotret dengan kameraku. 

Karena kasihan, aku pun memotretnya. Saat itu korban sudah ada di rak pendingin. Setelah memotret aku pun tak lama kembali ke kantor dan menulis berita. Setelah transfer foto ke komputer aku pun ke mushola. 

Eh ketika kembali ke ruangan, aku kaget, layar dekstopku sudah diganti gambar korban. Aku lupa menghapus filenya. Ampun deh iseng banget pelakunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun