Intan Paramaditha membuatku ingat akan kisah-kisah dari film Suzzanna (alm) berjudul "Goyang Penasaran". Ia bercerita tentang biduan dangdut yang membuat banyak pria penasaran. Namun kariernya mulai redup ketika dangdut dibenturkan dengan agama. Ia lalu merencanakan sesuatu.
Cerita "Apel dan Pisau" mengingatkanku pada cerita Nabi Yusuf. Ada unsur nyata tapi juga terasa seperti hanyalah sebuah khayalan dalam cerita ini. Sosok perempuan di sini adalah gambaran wanita modern masa kini, seorang perempuan karier yang banyak mendapat bisik-bisik tidak enak dari keluarga suaminya karena 'perilaku dan kebiasannya' berbeda dengan perempuan pada umumnya. Ada unsur feminisme di sini.
Ugoran Prasad menampilkan sisi liyan, yakni seorang wadam yang bekerja di sebuah salon. Ia mendapatkan perlakuan brutal hingga meninggal. Konon arwahnya penasaran dan melakukan balas dendam.
Membaca buku ini tidak nyaman pada saat matahari telah terbenam. Enaknya membacanya saat siang dan sore hari. Rupanya ada banyak unsur lokal di Indonesia yang bisa membuat merinding ketika membacanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI