Melihat kondisi industri migas yang sedang tak menggembirakan, Arab Saudi pun merasa sudah waktunya untuk mencari peluang usaha di bidang non migas. Dengan melihat potensi industri hiburan yang besar, maka mereka pun meliriknya.Â
Hal tersebut didukung pula oleh antusiasme warga yang begitu besar setelah pembukaan dua bioskop tersebut maka kemudian direncanakan akan dibangun 40 bioskop di 15 kota selama lima tahun ke depan.Â
Tak tanggung-tanggung, Arab Saudi berencana memiliki 50-100 bioskop hingga tahun 2030. Ya, Arab Saudi tak main-main dengan rencana investasinya ini.
VOX Cinemas merupakan jaringan bioskop terbesar di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dengan 441 layar. Ia dimiliki oleh Majid Al Futtaim Group yang berpusat di Dubai.Â
Mereka akan melakukan ekspansi dengan membuka 110 layar pada tahun ini di Arab Saudi. Sedangkan Muvi Cinemas adalah jaringan lokal milik Arab Saudi. Mereka baru membuka bioskop pada Agustus 2019 di Jeddah dan akan membuka bioskop lainnya ke depan.
Selain kedua jaringan bioskop tersebut, jaringan Cinepolis dari Meksiko juga sedang mengincar. Rupanya bukan hanya Indonesia yang akan menjadi target Cinepolis, Arab Saudi akan menjadi peluang bagi mereka untuk berekspansi.
Oh iya rupanya tidak dipisahkan antara penonton pria dan wanita. Film ini diputar dengan bahasa asal, bahasa Inggris dan subtitle berbahasa Arab.
Sekilas tentang Sejarah Perfilman di Arab Saudi
Sebenarnya Arab Saudi pernah memiliki bioskop pada tahun 70-an hingga tahun 1983. Meskipun bioskop dilarang, Arab Saudi juga memiliki sineas perfilman dan sejak tahun 2006 memproduksi film pendek dan film panjang seperti "Keif Al Hal?" yang bergenre drama komedi.