Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sedekah Tak Harus Berupa Uang

14 Mei 2019   22:03 Diperbarui: 14 Mei 2019   22:17 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersedekah tidak harus dalam rupa uang (sumber: pixabay)

Nasi bungkus dengan lauk-pauk dan sayur sederhana itu telah tertata. Ia siap dibagi-bagikan. Makanan itu kemudian dibagikan di antaranya ke penjual keliling dan penjual di pinggir jalan. Aku melihat postingan kawanku di media sosial tentang gerakan bagi-bagi makanan itu dengan salut. Gerakan itu kemudian menular ke beberapa komunitas.

Ada yang menyebut kegiatan sedekah makanan itu dengan Jumat Kebaikan karena dilakukan tiap hari Jumat. Ada juga yang memberinya nama Gerakan Sedekah Nasi Bungkus. Apapun namanya kegiatan ini menurutku mulia karena membantu sesama.

Selama ini aku dan mungkin kalian makan dengan kenyang. Tapi ada di antara kita yang kesulitan untuk makan. Mereka tetap gigih bekerja di jalanan, menjadi penjual keliling seperti menjual kasur keliling, menawarkan jasa seperti sol sepatu, mengamen, memulung botol plastik, dan sebagainya. Mereka tak meminta-minta dan mereka giat bekerja, tapi pendapatan mereka tak menentu. Untuk makan di warung bisa jadi mereka masih hitung-hitungan, kuatir tak cukup nantinya membawa uang untuk keluarga di rumah.

Mereka yang gigih bekerja tapi masih kekurangan inilah yang akan terbantu apabila kita bersedekah makanan. Bukan hanya makanan matang, mereka juga dengan senang hati menerima sedekah bahan kebutuhan pokok, seperti beras dan minyak.

Pasangan bercerita kepadaku bahwa di kantornya juga ada gerakan serupa, rata-rata dilakukan tiap Jumat. Dananya berasal dari denda yang diperoleh jika karyawan di divisi tersebut lupa menggunakan bahasa Inggris pada English Day. Denda itu kemudian diwujudkan dalam bentuk bagi-bagi makanan ke mereka yang memerlukan, seperti sopir bajaj dan pedagang keliling.

Ketika bulan Ramadan ini sedekah bagi-bagi makanan ini masih kujumpai. Hanya wujud dan waktunya yang berubah. Makanan yang dibagikan berupa takjil cuma-cuma atau nasi bungkus untuk berbuka puasa. Utamanya diberikan ke mereka yang kekurangan. Kegiatan ini juga dilakukan saat sahur on the road, yakni dengan berbagi makanan sahur.

Ya, memang sedekah di jalan ini memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Menurutku sedekah di jalan ini boleh-boleh saja asal tepat sasaran seperti bagi-bagi makanan berbuka dan sahur kepada mereka yang kekurangan. Mereka telah bekerja keras dan masih kekurangan, sehingga akan terbantu dengan gerakan bagi-bagi makanan ini.

Untuk sedekah berupa uang kepada mereka yang meminta-minta, aku sendiri kurang setuju. Apalagi, banyak di antara mereka yang mengeksploitasi anak-anak untuk mengundang iba.

Menurutku warga perlu melaporkan para peminta-minta yang mengeksploitasi anak-anak kepada Dinas Sosial sehingga anak-anak itu bisa terbantu. Atau sebaliknya, Dinas Sosial yang aktif untuk menjaring anak-anak yang menjadi pengemis jalanan. Siapa tahu anak-anak itu dipaksa menjadi pengemis dan sulit keluar dari lingkungan tersebut.

Bersedekah ke Panti Sosial dan Lingkungan Tempat Tinggal 
Di daerah sekitar kita bisa jadi masih ada yang kekurangan, tetangga atau kerabat kita. Mereka kekurangan tapi tak pernah meminta-minta. Kita bisa membantunya dengan memberikan sedekah seperti paket sembako.

Apabika ingin bersedekah tapi kuatir tidak tepat sasaran maka bisa menyumbang ke panti sosial seperti panti asuhan, panti wreda, dan panti yang mengelola penyandang disabilitas. Terkadang kita lupa bahwa mereka hidup berdampingan dengan kita dan sebenarnya memerlukan dukungan baik berupa sumbangan materi maupun nonmateri seperti kunjungan dan perhatian ke para lansia di panti wreda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun