Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sejenak Berwisata Sejarah ke Cikini

30 Juli 2018   23:18 Diperbarui: 30 Juli 2018   23:46 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjualnya masih banyak (dokpri)
Penjualnya masih banyak (dokpri)
Yang paling difavoritkan adalah roti bapang dan bimbam. Aku membeli dua buah roti bapang yang berwarna cokelat dengan taburan wijen. Rotinya bertekstur padat dan mengenyangkan. Paling sedap menyantap roti ini dengan secangkir kopi hitam panas. Harganya enam ribuan per buahnya.

Disantap dengan kopi panas makin mantap (dokpri)
Disantap dengan kopi panas makin mantap (dokpri)
Setelah memburu roti maka target berikutnya adalah es krim yang juga bertekstur padat. Es krim tersebut bernama Tja Njang yang mulai dipasarkan tahun 1951. Es krimnya teksturnya tidak sehalus es krim modern. Harga per cup-nya relatif mahal yakni Rp 15 ribu. Rasanya beragam, di antaranya ada kopyor, stroberi, cokelat, alpukat dan tape ketan.

Aku membeli rasa kombinasi. Isiannya ada stroberi, alpukat, kopyor, dan cokelat. Rasa paling enak menurutku adalah cokelat. Rasa cokelatnya terasa banget.

Es krimnya punya varian rasa banyak (dokpri)
Es krimnya punya varian rasa banyak (dokpri)
Bangunan Bersejarah dan Bonbin Pertama di Jakarta

Sepanjang jalan Cikini dari Kantor Pos Cikini menuju Stasiun Cikini terdapat berbagai bangunan bersejarah. Kami menjumpai A. Kasoem Cikini Optikal yang bangunannya nampak baru. Rupanya Atjoem Kasoem adalah pionir optik di Indonesia. Ia memprakarsai toko kacamata di Indonesia pada tahun 1938 di Bandung karena ia percaya sebagian orang perlu kaca mata untuk membaca indera penglihatannya, ia kemudian terus melebarkan sayapnya ke 10 kota besar. 

Kemudian ada toko Laba-Laba yang sejak dulu dikenal sebagai reparasi barang-barang dari kulit. Toko ini juga sama tuanya dengan optik Kasoem, yakni mulai hadir akhir tahun 1930-an.


Kami singgah sejenak di rumah dan ruang kerja Menteri Luar Negeri Pertama, Achmad Soebardjo. Sebelumnya kami berhenti di SMPN 1 Jakarta dan Yayasan Perguruan Cikini. SMPN 1 Jakarta dulu sekolah pribumi pertama setelah adanya kebijakan politik etis. Sedangkan Yayasan Perguruan Cikini menjadi saksi percobaan pembunuhan kepada Presiden Soekarno.

SMP pribumi pertama (dokpri)
SMP pribumi pertama (dokpri)
Oh ya rupanya jaman dulu Cikini sudah menjadi tempat piknik. Ini terbukti dengan Taman Ismail Marzuki yang dulunya merupakan Kebon Binatang alias Bonbin.

Bonbin ini sudah lahir tahun 1864. Selain Bonbin juga ada kolam renang dan pusat olah raga. Baru pada tahun 1969 kebon binatang ini dipindahkan ke Ragunan karena kawasan Cikini sudah ramai dan kondisi lingkungannya sudah tak memungkinkan bagi para satwa.

Taman Ismail Marzuki ini dulunya Bonbin (dokpri)
Taman Ismail Marzuki ini dulunya Bonbin (dokpri)
Sebenarnya masih banyak bangunan bersejarah yang belum kami kunjungi. Cerita jalan-jalannya ditutup sampai ini karena masih ada sesi materi Content Strategi & Analysis dan The Power of Writing.

Lihat foto-foto ini jadi kangen keseruan Danone Blogger Academy tahun lalu (dokpri)
Lihat foto-foto ini jadi kangen keseruan Danone Blogger Academy tahun lalu (dokpri)
Sebagai penutup, bersiaplah dengan kegiatan Blogger Academy Batch 2 karena pendaftaran bakal segera dimulai. Siapkan artikel kesehatan dan nutrisi terbaik Kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun