Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Susah Sinyal", Unsur Komedinya Lebih Menonjol

24 Desember 2017   23:48 Diperbarui: 25 Desember 2017   00:02 3707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Sumba, Ellen dan Kiera dihadapkan pada susah sinyal (sumber: Starvision Plus)

"Di daerah ini memang susah sinyal?" Ellen bertanya dengan mata tetap tertuju ke ponselnya.

"Kalau di sini, orang bilang sinyal GSM, geser sedikit mati," tukas Melki, petugas hotel sambil tertawa terbahak-bahak dengan gurauannya.

Susah Sinyal termasuk film yang dinantikan pada akhir tahun ini. Banyak yang berharap film ini bakal menyamai atau malah melebihi kesuksesan film Cek Toko Sebelah yang sama-sama disutradarai oleh Ernest Prakasa. Sayangnya harapan saya tak terkabul. Setelah menonton film ini, yang membekas di benak, hanya lagu By My Side yang dibawakan Rendy Pandugo yang menjadi salah satu soundtrack Susah Sinyaldan gantengnya bang Darius Sinathrya sebagai pengacara, kompetitor Ellen.

Susah Sinyal bercerita tentang hubungan ibu dan anaknya yang sulit. Si Ibu, Ellen (Adinia Wirasti) sibuk bekerja sebagai pengacara. Ia fokus berkarier setelah bercerai, sedangkan putrinya semata wayang, Kiera (Aurora Ribero) ia titipkan ke ibunya, Agatha (Niniek L. Karim). Alhasil Kiera sangat dekat dengan neneknya.

Hubungan Ibu dan putrinya yang menanjak remaja menjadi tema utama Susah Sinyal (sumber: Starvision Plus)
Hubungan Ibu dan putrinya yang menanjak remaja menjadi tema utama Susah Sinyal (sumber: Starvision Plus)
Kesibukan Ellen makin bertambah ketika ia memutuskan untuk membuka kantor pengacara bersama rekannya, Iwan (Ernest Prakasa). Sementara itu, Kiera berupaya untuk mengikuti sebuah kontes bakat agar dapat mengikuti jejak penyanyi idolanya, Andien.

Konflik pun bermula ketika sang nenek meninggal dan Kiera merasa terpukul. Pihak sekolah menyarankan Ellen untuk mengajaknya berlibur. Kiera pun setuju dan memilih Sumba sebagai tujuan berlibur. Rupanya resort di Sumba susah sinyal. Kiera merasa dongkol karena sulit mengakses media sosial, sedangkan Ellen sulit berkoordinasi dengan Iwan atas kasus perdana mereka.

Di Sumba mereka bertemu dua petugas hotel, Yos dan Melki yang kocak (sumber: Starvision Plus)
Di Sumba mereka bertemu dua petugas hotel, Yos dan Melki yang kocak (sumber: Starvision Plus)
Spoiller Alert ! Kuusahakan seminim mungkin

Premis film ini menarik yakni tentang sulitnya berkomunikasi di kawasan Indonesia Timur karena susah sinyal. Sebuah kritikan yang halus tentang kondisi infrastruktur telekomunikasi di Indonesia saat ini yang belum merata. Namun, Ernest tidak berfokus pada tema besar tersebut, susah sinyal hanya menjadi salah satu komponen cerita. Tema besar film ini adalah hubungan yang sulit antara ibu single parent dan putrinya yang telah beranjak remaja.

Dibandingkan Cek Toko Sebelah, ceritanya kurang solid dan solusinya terkesan begitu saja. Perpindahan ceritanya juga kurang halus, dari Jakarta ke Sumba, balik Jakarta lagi kemudian ke Sumba. Alasan dan motivasi untuk kembali ke Sumba tersebut kurang kuat. Drama antara Ibu dan anak terasa kurang menggigit dan hambar. Kiera menurutku lebih terkesan sebagai remaja yang egois dan manja, dibandingkan sosok remaja yang kesepian ditinggal sang nenek. Adinia Wirasti yang biasanya berperan apik seperti di Cek Toko Sebelah, Ada Apa dengan Cinta 2, dan Critical Eleven, di sini kurang berhasil menciptakan chemistry bersama Aurora Ribero.

Adinia sebagai pengacara dan single parent (sumber: Starvision Plus)
Adinia sebagai pengacara dan single parent (sumber: Starvision Plus)
Malah pesan tentang hubungan Ibu dan anak lebih nampak pada kasus yang ditangani Ellen. Cassandra (Gisella Anastasia) berebut hak asuh anak dengan Marco (Gading Martin).  Di sini Gisella tampil lebih baik dibandingkan saat ia berperan sebagai kekasih Ernest di Cek Toko Sebelah, ia terlihat sebagai seorang ibu yang benar-benar takut kehilangan putranya.

Unsur dramanya memang terasa kurang, namun bagi penggemar film komedi dan fans para komika, maka film ini bakal sangat menghibur. Ada banyak adegan dan dialog yang mengguncang tawa, meski kadang-kadang guyonannya agak garing dan dipaksakan. Unsur komedi ini disumbangkan para komika dan pelawak yang hadir di film ini, di antaranya Ernest Prakasa, Asri Welas, Abdur Arsyad, Arie Kriting, Dodit Mulyanto, Aci Resti, Ge Pamungkas, Arief Didu, Henky Solaiman, dan Soleh Solihun.

Susah Sinyal bertabur komika dan komedian (sumber: Starvision Plus)
Susah Sinyal bertabur komika dan komedian (sumber: Starvision Plus)
Pendukung film juga memberikan kontribusi sehingga film ini bisa menjadi salah satu alternatif tontonan pada liburan kali ini. Mereka adalah Refal Hady yang kualitas aktingnya makin berkembang, Dayu Wiyanto sebagai Ibu Iwan yang cerewet, dan pemain senior Niniek L. Karim sebagai sosok nenek, yang perannya tak jauh beda saat menjadi nenek di Sweet 20. Lagu-lagu soundtrack-nya pun asyik didengar, seperti Bukan Sekedar Kata -- The Overtunes, By My Side -- Rendy Pandugo, Mama -- Aurora Ribero, Puisi Pagi - Marcomarche, dan  Bila - Ardhito Pramono (ulasan di sini)

Yang agak disayangkan ada bercandaan yang agak vulgar dan terkesan merendahkan perempuan. Adegan semacam ini juga ada di Cek Toko Sebelah dan kini terulang di Susah Sinyal. Eksploitasi tubuh perempuan di film komedi memang kerap terjadi, tapi agak disayangkan muncul di film para komika yang biasanya mengatakan humor mereka lebih cerdas. Sumba di sini juga hanya sebagai tempelan, dimana bisa diganti daerah lainnya yang juga susah sinyal, kultur Sumba kurang tergali di Susah Sinyal.

Sayangnya kultur Sumba kurang tergali di Susah Sinyal (sumber: Starvision Plus)
Sayangnya kultur Sumba kurang tergali di Susah Sinyal (sumber: Starvision Plus)
Susah Sinyal dan Ayat-ayat Cinta 2 Membendung Dominasi Star Wars: The Last Jedi

Penayangan Susah Sinyal momennya pas. Sejak minggu lalu anak-anak dan mahasiswa sudah memasuki musim liburan. Alhasil ketika Kamis malam saya menonton film ini, antriannya lumayan panjang, bersaing dengan pengunjung yang memilih Ayat-ayat Cinta 2. Kursi bioskop pun hampir penuh, terutama oleh penonton remaja.

Menurutku fenomena ini menarik karena dua film lokal tersebut bisa membendung dominasi Star Wars: The Last Jedi. Aku masih ingat dua tahun lalu Star Wars: Force Awaken begitu mendominasi layar bioskop di Jakarta. Tapi kini belum genap dua minggu penayangan di Indonesia, layar Star Wars: The Last Jedi di Jakarta menyusut drastis, digantikan oleh Ayat-ayat Cinta 2 dan Susah Sinyal. Ini bisa memotivasi pembuat film Indonesia untuk tak gentar bersaing dengan film mancanegara, asalkan filmnya dikemas menarik dan berkualitas.


Detail Film:

Judul                     : Susah Sinyal

Sutradara            : Ernest Prakasa

Pemeran             : Adinia Wirasti, Ernest Prakasa, Aurora Ribero, Refal Hady Valerie Thomas, Niniek L. Karim, Chew Kinwah, Asri Welas, Abdur Arsyad, Arie Kriting, Gisella Anastasia, Gading Marten, Dodit Mulyanto, Aci Resti, Darius Sinathrya, Ge Pamungkas, Angie Ang, Andien, Dayu Wijanto, Cut Beby Tshabina, Slamet Rahardjo, Selfi Nafilah, Arief Didu, Henky Solaiman, dan Soleh Solihun,

Produksi              : Starvision Plus

Genre                   : Komedi, drama

Skor                       : 7/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun